8. "Cepat sembuh, biar aku bisa marahin kamu."

2.6K 185 17
                                    

Oleh-olehnya tidak jadi, karena sepulang dari rumah Mama, Mas Nata sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oleh-olehnya tidak jadi, karena sepulang dari rumah Mama, Mas Nata sakit. Meriang. Meriang dalam artian betulan, bukan merindukan kasih sayang loh ya.

Eh, wait wait! Jangan-jangan Mas Nata merindukan kasih sayangnya Kirana lagi? Gendeng!

Aku sebenarnya mau marah-marah, tetapi melihat Mas Nata yang sekarang terbaring tak berdaya di kasur dengan seluruh tubuh menggigil hebat, marahku tidak jadi.

Kamu selamat hari ini karena kamu sakit, Mas.

Kuubek-ubek isi lemari pakaian. "Mas ini, pakai hoodie. Aku takut kamu jadi Elsa."

Tidak ada jawaban.

Mas Nata tetap mengigil. Wajahnya pucat.

Aku berinisiatif naik ke kasur, meraih lengannya yang ternyata memang sangat dingin.

"Sekarang bukan cuma sikapmu yang dingin, Mas, tapi badanmu juga," celetukku yang tidak digubris.

Mas Nata tidak protes begitu aku mengangkat lengannya seenaknya, meraba-rabanya dengan tujuan membantu memasang hoodie.

"Mau pakai celana double juga, Mas?"

Mas Nata menggeleng samar.

"Mau makan?"

Tidak ada sahutan.

"Mau minum?"

Krik krik ...

"Mau dipeluk, Mas?"

Mas Nata mengerling datar.

Aku terkekeh. Sakit aja masih sanggup datar-datar begitu.

Aku menggeleng-geleng takjub dengan konsistensi datarnya Mas Nata, tanganku sibuk merapikan selimutnya hingga menutupi sampai leher. Kuselipkan ujung kain selimut dengan teliti agar membalut kaki Mas Nata dengan sempurna. Setelah semua itu barulah aku ikut berbaring di samping Mas Nata.

Dalam kondisi biasa, aku pasti memunggunginya, karena tiada hari tanpa kesal dengan sikapnya. Tetapi kali ini aku menghadap Mas Nata sepenuhnya. Meringis melihat Mas Nata meringkuk dan menggigil sedemikian rupa.

Aku memilih membantunya sedikit. Bernafas di telapak tanganku dengan melafalkan ha-ha-ha hingga nafas yang kuhembuskan berhawa panas, menempelkannya ke pipi dan leher Mas Nata. Kulakukan berulang-ulang.

Mata Mas Nata yang sedaritadi terpejam, kini terpejam nyaman.

Aku tersenyum, merasa lega.

Apa perlu aku tempelin tangan ke ketekku biar hawanya lebih enak?




___<(•_•)>___





Pukul 01.05 aku terbangun dari tidurku. Penyebabnya adalah suara menggigil Mas Nata, giginya bahkan bergemelatuk kentara. Jika tadi menggigilnya bikin meringis, kali ini bikin was-was.

Kemelut Rumah Tangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang