23. "Minggir, Mas, anak aku pengennya duduk di sini."

4.1K 387 66
                                    

Paginya, keluargaku dan keluarga Mas Nata datang ke rumah kami dengan tujuan merayakan ulang tahun Mas Nata bersama-sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paginya, keluargaku dan keluarga Mas Nata datang ke rumah kami dengan tujuan merayakan ulang tahun Mas Nata bersama-sama.

Aku tidak suka melihatnya. Ngapain sih pakai datang-datang segala?

Eitss ... jangan salah paham dulu.

Aku bukan tidak suka dengan kedatangan keluarga kami. Aku suka. Yang tidak aku suka, yang kujudesin dan yang membuatku kesal adalah orang lain yang ikut hadir bersama Mama dan Papa. Tak lain dan tak bukan adalah ... Kirana, mantan calon istri Mas Nata.

Kenapa perempuan satu itu ikut juga? Sejak kapan dia jadi bagian keluarga kami? Tcihh!

Aku memang baik, tidak pernah berniat untuk memiliki Mas Nata hanya untukku seorang, karena aku tahu dia punya keluarga. Aku tidak apa-apa jika dia lebih memilih bersama Mama dan adiknya dibeberapa waktu, tapi untuk Kirana, maaf, aku pelit! Aku tidak ingin berbagi!

Perayaan ulang tahun bersama keluarga kami---tidak termasuk Kirana di dalamnya---dirayakan tanpa adanya kue ulang tahun pada umumnya. Kuenya diganti dengan soto ayam dan lontong. Terlihat simpel, tapi coba bayangkan ... soto dengan kuah kuning, diberi lontong, diracik dengan sambal yang pedas dan ditambahkan perasan jeruk nipis. Beuhhh mantap betul!

Mas Nata yang ulang tahun, aku yang semangat.

Akibat kebanyakan bengong memikirkan makanan, aku jadi disalip oleh Kirana untuk duduk di samping Mas Nata. Harusnya aku yang duduk di sana. Apa-apaan dia?

Aku menggeram tertahan. Jangan harap aku akan mengalah dengan duduk di kursi lain di sebelahnya Mas dan menjadikan Mas Nata diapit dua perempuan layaknya beristri dua. EMOH! TIDAK AKAN!

Aku mendorong-dorong bahu Mas Nata, mencubitnya sedikit-sedikit tanpa ketahuan orang lain.

Mas Nata menatapku dengan wajah datarnya.

"Minggir, Mas, anak aku pengennya duduk di sini."

Alhamdulillah-nya Mas Nata hanya menghela napas, lalu beneran bergeser hingga sekarang posisinya aku berada di tengah-tengah. Memisahkan Mas Nata dan Kirana. Aku tahu Mas Nata dengan cepat menuruti hanya karena tidak ingin ribut di depan keluarga kami.

"Ya ampun soto buatan Mama makin enak aja. Dulu pas tinggal di Amerika, aku suka kangen sama masakan Mama," kata Kirana tepat setelah mencicipi soto di mangkuknya.

Lebay.

Apa maksudnya sih ngomong begitu di tengah-tengah keluargaku dan Mas Nata? Mau pamer kalau dia pernah sedekat itu sama Mas Nata dan keluarganya? Mau pamer kalau dia pernah ke Amerika? Iya deh si paling pernah tinggal di luar negeri.

"Bisa aja kamu Kirana. Sotonya makin enak karena Mama masaknya bareng sama ibunya Binar. Dia jago masak juga loh." Mama yang duduk di sebrang meja bersama orang tua lainnya menjawab.

Kemelut Rumah Tangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang