9. "Udah berapa minggu tuh, si berudumu sama Nata?"

2.6K 172 8
                                    

Di balik anak yang sukses, ada doa ibu yang kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di balik anak yang sukses, ada doa ibu yang kuat. Di balik murid yang cerdas, ada guru yang hebat. Di balik suami yang cepat sembuh, ada istri cuantik puol yang ngerawatnya. Buktinya, Mas Nata sakitnya cuma semalam, besoknya sehat walafiat. Strong sekali. Pasti gara-gara aku.

"Nanti pulang cepet, jangan lupa ke acara syukuran pindah rumahnya Bu RT. Kamu harus datang ya, Mas. Walau hujan, badai, tsunami, banjir, halilintar menerjang, kamu harus datang! Kerja emang penting, tapi setor muka alias berpartisipasi dalam setiap acara tetangga itu wajib hukumnya!"

Aku mengingatkan Mas Nata sebelum dia berangkat kerja. Mas Nata hanya ber-hm-hm ria.

Ini sih namanya bicara sendiri. Hadehh!

Ngomong di rumah dianggurin, di tempat ramai tidak tahu mau ngapain. Untungnya ada Mbak Aira di acara Bu RT ini, yang melimpahiku tugas menghias tumpeng, menyusun lauk-pauk dan mempercantik tampilannya dengan daun pisang yang dibentuk sedemikian rumit.

 Untungnya ada Mbak Aira di acara Bu RT ini, yang melimpahiku tugas menghias tumpeng, menyusun lauk-pauk dan mempercantik tampilannya dengan daun pisang yang dibentuk sedemikian rumit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mbak Aira kalau ada acara bisa izin dari kerjaan, giliran ajarin Zaki malah dilimpahi ke aku." Aku menatapnya dongkol. Bukannya tidak ikhlas, hanya mengingatkan kalau woi-kamu-itu-ibunya-madrasah-pertamanya.

Mbak Aira malah terkikik. "Kan ada kamu yang pengangguran, Nar."

Konco laknat! Ya Allah jujur sekali Mamanya Zaki ini! Aku melemparinya dengan daun pisang, Mbak Aira tergelak lepas.

Berawal dari tetanggaan, anaknya sering aku ajarin, teman transfer informasi alias bergosip ketika beli sayur, sesama pecinta Jungkook. Begitulah cerita singkatnya kenapa aku dan Mbak Aira bisa lengket begini.

Kampret-kampret begitu, aku tetap memanggilnya Mbak. Dia tua sih. Bedanya bukan setahun dua tahun pula, tapi lima tahun.

"Udah berapa minggu tuh, si berudumu sama Nata?"

Aku melotot. "Enak aja anak aku kamu sebut berudu!"

Mbak Aira menelengkan kepala. "Terus apa? Perpaduan sel sperma Nata dan ovum kamu?"

"Astagfirullah, Nak, jangan dengerin ucapan tidak senonoh itu ya." Aku mengusap-usap perutku yang masih rata. "Udah jalan sepuluh minggu. Dia masih kecil tapi kamu udah racunin sama ucapan-ucapan kotor."

Kemelut Rumah Tangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang