16. "Senang lihat kamu kayak gini."

3.1K 239 26
                                    

Masuk 13 minggu usia kehamilanku, aku kembali bertemu dengan Dokter Mela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masuk 13 minggu usia kehamilanku, aku kembali bertemu dengan Dokter Mela. Tidak ada lagi scene aku malu disingkap bajunya, tidak ada lagi scene aku sembunyi di balik tubuh Mas Nata, tidak ada lagi scene aku cepuin Mas Nata dan berakhir perang di mobil.

Aku sudah menerima keadaan ini dengan mood berbunga-bunga.

Ternyata kalau kita mau sedikit aja melihat dan menerima sekitar, akan ada hal-hal sepele yang bikin bahagia. Sesepele dengar detak jantung bayiku, sesepele ngobrol tentang perkembangan bayiku dan sesepele melihat foto USG bayiku. Sesepele itu ternyata bisa bikin bahagia juga.

Kemarin-kemarin aku kemana aja ya, sampai baru nyadar sekarang?

Aku senyum-senyum sendiri sambil membingkai foto USG-ku. Kugabungkan dari USG pertama dan kedua, selanjutnya akan ada USG berikutnya. Aku ingin menjadikannya kenangan yang sangat berharga bagiku dan yang bisa aku lihat sewaktu-waktu.

Mas Nata yang sedaritadi menatapku seperti aku adalah alien, sepertinya sudah tidak tahan untuk bertanya, "Sehat? Sejak kapan kamu sesenang ini lihat foto USG? Bukannya enggak suka?"

Bibirku mengerucut hingga semakin berbentuk love. "Itukan dulu. Bukan enggak suka, tapi aku kaget, aku takut dan sekarang aku udah mulai menerima kehamilanku. Dia juga pantas buat disayang."

Hening beberapa waktu.

"Senang lihat kamu kayak gini."

Aku tercengang. Menoleh cepat ke arah Mas Nata yang posisinya sedang berbaring di kasur sambil menyangga kepala dengan satu tangan. APA? MAS NATA BILANG APA TADI? Terdengar seperti sesuatu yang so sweet ...

Aku yang tadinya selonjoran di karpet untuk membingkai foto USG, langsung beranjak naik ke kasur untuk mencecar Mas Nata, "Apa tadi Mas? Kamu senang aku kayak gini?"

"Enggak ada bilang apa-apa." Mas Nata malah cuek memperbaiki posisi berbaringnya menjadi terlentang.

"Gengsi kok dipelihara huu ..." Aku ikuti Mas Nata yang terlentang.

Sekarang kami sama-sama terlentang dengan kaki menggantung sedikit di bawah kasur. Mata menatap langit-langit kamar. Putih polos. Tidak ada yang spesial, hanya sedang sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Maaf ya, karena suka marah-marah pas awal-awal hamil, enggak terima anak dalam perut ini dan bahkan pernah jahat karena abaiin anak bayinya dengan enggak minum vitamin sama susu hamil dan enggak jaga pola makan."

Mas Nata menoleh mendengar ucapan maafku yang entah untuk siapa. Dia ataukah bayiku?

"Maaf juga karena sering enggak nurutin ngidam kamu dan maaf masih sering nyusahin kamu padahal lagi hamil." Tanpa disangka Mas Nata turut meminta maaf.

Kami bertatapan, lalu sama-sama tertawa untuk pertama kalinya.

Ya walaupun tertawa Mas Nata tetap kalem, sedangkan aku brutal. Tapi ya sudahlah, terhitung ketawa juga.

Kemelut Rumah Tangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang