mencarimu 😕

332 46 6
                                    

7 tahun kemudian.

Hari ini Pavel, sai dan pon berencana pergi ke rumah makan bibi nam , dekat sekolah SMA mereka.

Hal ini sangat langka karena sai baru bisa pulang dari dari Singapura karena bisnis ayahnya yang berada disana,

Biasanya Pavel hanya bisa makan bersama pon sesekali karena mereka berada di kampus yang sama,

Namun setelah mereka bekerja , waktu untuk bertemupun semakin berkurang,

untuk itulah berkumpulnya mereka dengan anggota lengkap
menjadi hal yang jarang terjadi.

"Jadi kau akan mulai bekerja di Thailand?"tanya pon pada sai

"Hm yah! Aku sudah mendaftar untuk menjadi guru di SMA kita"

"Benarkah? Woahh... Ku pikir kau akan menjadi penerus ayahmu?"

"Setelah 3 tahun mencoba aku tetap merasa Tidak cocok. Ayolah kita masih muda biarkan kita mencari apa yang kita inginkan dulu..."

"Ya yah... Pemikiran anak orang kaya dengan orang seperti kami berbeda. Jika aku jadi kau, aku mungkin tidak akan banyak belajar agar di terima di universitas ternama, cukup menjalani semampunya, karena ujungnya juga tetap sama akan menjadi pewaris "

"Pon... Pikiran seperti itu sangat membosankan!"

Di tengah percakapan sai dan pon, Pavel hanya menghela nafasnya sambil meletakkan kepalanya di atas meja dengan tatapan terus memperhatikan hp nya,

Tampaknya dia tidak terlalu peduli dengan pencapaian apa yang sudah teman temannya dapatkan,

"Ey vel... Kau kenapa?"tanya sai baru menyadari

"Ini bahkan sudah berlalu 7 tahun , tapi dia tidak berniat membaca pesanku"jawab Pavel dengan nada lemas

"Siapa yang kau bicarakan?"
Tanya pon

"Pooh... Siapa lagi"

Pon mengangguk mengerti sambil memakan kacang yang sudah dia kupas sebelumnya,

Sai lalu menyentuh pundak Pavel,
"Sebenarnya apa yang terjadi di antar kalian, setiap aku menanyakan ini kau enggan menceritakannya, aku jadi tidak bisa banyak membantu"

Pavel akhirnya bangkit dari posisinya, lalu dia duduk dengan wajah tak bersemangat.

"Dia bilang ... Dia menyukaiku "

"Ya aku sudah menduganya, saat kau mengatakan itu di telpon 7 tahun lalu, terus apa masalah nya ? Kenapa Pooh harus lari, kau menolaknya?"

"Aku bahkan belum mengeluarkan suara ku, hhhhh... Dia membuatku kesal dengan pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban ku, sangat menyebalkan!"

"Jadi jika Pooh tidak lari, kau akan memberikan jawaban apa?"

Pavel terdiam tak menjawab.
.
.
.

"Nah ini! , Ini yang mungkin Pooh pikirkan "

"Apaa?"

"Mungkin saja dia tahu kau akan menjawab apa, jadi dia lebih memilih pergi daripada merasa malu, hey vel.. Pooh sangat menghargai ketika kau hanya menyukai seorang perempuan, dan dia tidak mau merusak pertemanan kalian, untuk itulah dia mungkin Hanya bermaksud mengatakan perasaannya tanpa mengharapkan balasan mu"

Pavel menghela nafas masih dengan wajah kesal.

"Tapi ini rasanya menyebalkan! Aku merasa seperti aku yang di campakkan"

Sai menganggukkan kepalanya mencoba berpikir kembali,

Lalu pon tiba-tiba menunjuk ke arah Pavel
"Apa... jangan-jangan kau.... juga menyukainya?"
Ujarnya

"Benar! Kau mungkin juga menyukainya!"ujar sai menyetujui

"Aku... Tidak tahu..."

"Nah kita perjelas saja! Saat itu bukankah Pooh pergi berbarengan dengan sai yang juga pergi kuliah di luar negeri , menurut mu dalam kurun waktu itu siapa di antara mereka yang kau rindukan?"Tanya pon

Pavel terdiam mencoba memikirkannya,

"Aku... Aku... Tentu saja aku merindukan mereka berdua"

"Tidak tidak... Kau tidak terlalu merindukanku"ujar sai mengoreksi

"Aku menelponmu setiap hari!"
Bela Pavel

"Yah dan kau tahu isi dari percakapan mu? Kau terus menanyakan, apa kau kebetulan bertemu Pooh disana, apa kau tahu bagaimana kabar Pooh, apa kau tahu sekarang Pooh dimana?" Ujar sai dengan nada mengejek

Pavel hanya mendengus kesal.

"Jika sudah begitu itu artinya kau memang menyukainya!"ucap Pon meyakinkan

Pavel membuang nafas
"Tapi... rasanya aneh, Aku memiliki rasa nyaman saat berada di di dekatnya seperti rasa nyaman saat aku bersama kalian, tapi ada rasa sakit saat dia tak memperhatikan ku, tapi untuk rasa seperti kekasih, aku merasa itu terlalu jauh"

"Vel... Jika kau terus menyangkalnya artinya kau jangan terus mengharapkannya. Sudah bagus kalian berpisah, dengan begitu Pooh tidak akan terluka dengan berada di dekatmu sedangkan kau bersama orang lain"

"Tapi kalian tahu sendiri, aku bukan orang seperti itu! Bahkan mantan pacarku saja baru satu saat di SMA!"

"Jadi kau maunya seperti apa?"tanya sai ikut kesal

"Aku.. aku hanya ingin dia tetap memberi kabar, seperti kalian "

Pon menggeleng tanda tak mengerti, diapun mengalihkan pandangannya pada hp nya, karena merasa jengah memperhatikan temannya itu

Begitu juga dengan sai, dia kembali meneguk bir nya, sambil sesekali memakan kacang nya.

Sedangkan Pavel, dia hanya mengerutkan bibirnya, tidak tahu lagi harus bagaimana mengutarakan apa yang dia rasakan.

Dan tiba-tiba

"Oh!!"
Ujar pon langsung berdiri dari duduknya, dia membolakan matanya saat melihat hp nya

"Oy pon, ada apa?"tanya sai

"Aku menemukannya!"

"Siapa?"

"Pooh!! Aku menemukan nama Instragram nya, lihat!"
Pon kembali duduk lalu menunjukkan hp nya ke arah sai dan Pavel

"Ternyata selama ini dia ada di bangsaen, hah? Bukankah kita sudah mencarinya kesana!"ucap pon

"Ya... Itu adalah tempat pertama kita melakukan pencarian, bagaimana bisa dia bersembunyi disana"balas sai

Pavel memutar bola matanya ke atas bawah untuk melihat foto foto Pooh , lalu sedikit menyipitkan matanya saat menemukan foto yang menyita perhatiannya,

"Apa ini?"tanyanya sambil menunjuk foto Pooh yang memakai setelan toxedo serba putih dengan bunga mawar putih yang mengait di saku dadanya

"Apa dia sudah menikah?"ujar sai semakin penasaran

Pon lalu men-scroll mencari foto lain, berharap melihat kejelasan dari yang di tunjuk Pavel.

Namun sampai foto terakhirpun, mereka tak menemukan petunjuk apapun.

"Woah Pooh... Pooh! Aku tidak menyangka dia akan melangkahi kita"

"Ey pon itu belum jelas. Jika dia menikah seharusnya dia posting juga pengantinnya"

"Mungkin saja itu privat! Dia tidak mau menunjukkan miliknya yang hanya boleh dia lihat"
Ujar pon dengan senyum kagum

Sai menggelengkan kepalanya melihat tingkah pon,

Dia lalu mengalihkan pandangannya pada Pavel yang terdiam.

Wajahnya sangat datar, berbeda dari beberapa saat lalu.

"Vel? Kau tidak apa-apa?"tanya sai

"Tidak apa-apa"jawab Pavel singkat tanpa menoleh, dia lalu menyesap bir nya dan menyimpan gelasnya agak kasar hingga menimbulkan suara.

Sai dan pon hanya melihat Pavel dengan tatapan bingung lalu kembali menyibukkan diri dengan hp mereka masing-masing.

our first date (Poohpavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang