" Cinta kan membawa mu.... Kembali disini... menuai rindu... membasuh perih... " suara yang ku akui cukup bagus dari mas Rion saat ini menggelegar dari ruang tamu.Ini hari minggu, ayah dan bunda berangkat semalam ke Jogjakarta dikarenakan anak dari sepupu jauh Ayah ada yang menikah. Lalu disini lah aku, duduk di sofa memperhatikan mas Rion yang sudah menghabiskan hampir satu album dari kaset idola nya. Ia tak ada henti henti nya bernyanyi karaoke.
" Bawa serta dirimu... dirimuuu yang dulu... mencintaiku.... Apa adanya...."
Mengingat liriknya aku jadi teringat Rayyan, hubungan ku dengannya belum dikatakan bagus. Ya memang dia sudah tidak memblokir kontak ku, namun percakapan kami terbatas, terakhir dia bilang situasi di rumah sedang sangat tidak baik. Dan aku tidak mau memperkeruh suasana.
" Bengong kamu! Mikirin pacar? Kangen?" Nada usil mas Rion memakai microphone membuatku tersadar lalu refleks melempar bantal sofa kearahnya.
" Apasihhh?? Resek!! "
" Halah halah. Bilang kangen kok susah banget, anak jaman sekarang tuh kebanyakan makan gengsi " ucap nya asal dan sok tahu
" Mas Rion tuh sok tau ih, gak like " tungkas ku
" Dih guaya mu... mas juga gak like ke kamu, mas subscribe soalnya "
Aku tertawa kencang dan terbahak bahak,
Mas Rion benar benar titisan pelawak, aku sampai lelah tertawa hingga rahang ku sakit." Kok bisa aku punya mas kayak mas sih?" Tanya ku dengan nada jahil
" Aishh harusnya kamu bersyukur Ra, laki - laki sejati kayak mas nih jarang ada, unlimited, cuma ada satu di dunia " katanya jumawa
" Ah masa?? Kayaknya di tanah abang banyak yang kayak mas Rion" ledek ku yang dihadiahi jitakan di dahi ku
" Sakit ihh... aku aduin ayah ya!!"
" Sikit ihh.. iki idiin iyih yii!" Ledek mas Rion
Aku tertawa, " Apa sih gak jelas "
" Kamu yang gak jelas Ra "
Mas Rion berjalan ke arah TV mengambil remote dan mencari cari satu judul lagu dan memainkannya.
Mendengar intro nya aku mengetahui bahwa dia memutar ini untuk menjahili ku.
" Sepertinya.... kau memang... dari...planet.. yang lain... dikirim ke bumi untuk... orang orang seperti ku..."
Aku tertawa kencang hingga melipat lutut ku di atas sofa melihat mas Rion meloncat kesana kemari hingga berdiri di sofa bak superstar sambil berusaha menghayati lagu yang dia bawakan.
Aduhh ada ada aja, perut ku sakit karena tertawa.
Semasih mas Rion melanjutkan karaoke nya, aku mampir ke dapur untuk mengambil minum lalu kembali ke depan ruang tamu.
Mas Rion mengadahkan tangan dari sofa, kelihatannya ada yang sudah menyerah karena hampir setengah jam dia bernyanyi dan berjoget tidak karuan.
Aku memberinya botol minum lalu duduk di sofa sebelahnya.
" Gimana kabar kamu Ra?" Tanya nya
Aku menarik lutut ku ke atas sofa, lalu memiringkan tubuh ku ke arah mas Rion.
" Belum sepenuhnya baik, bunda masih mogok ngomong sama aku kan mas "
Mas Rion menepuk paha nya, lalu aku bergerak cepat berbaring di paha nya dengan tubuh ku menatap ke depan, ke arah televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Feeling (COMPLETED)
Teen Fiction((ON GOING)) ((Warning 16+ banyak umpatan/ucapan kasar )) Menjadi anak tunggal tapi gak kaya raya gak selalu hidup-nya enak. Adakala nya aku merasa jenuh, kesepian gak punya teman curhat atau teman bermain, tapi di sisi lain aku buuuaaaahagiaa karen...