" Gajah - gajah apa yang baik hati?"
Rayyan mengeluarkan tebak-tebakan. Aku dan Raline disebelah ku mengangkat alis kebingungan. Bersama berpikir mencari jawaban.
" Nyerah? "
Aku dan Raline kompak mengangguk. Kehabisan ide menebak.
" Gajahat."
Raline tertawa, sampai menunduk memegang perutnya. Sementara aku hanya mengulum senyum mencoba menahan tawa akibat jokes bapack bapack yang Rayyan keluarkan.
" Kok kamu gak ketawa Mel?" Heran Rayyan
Aku menepuk tangan Raline, mencoba menghentikan tawa nya.
" Garing banget." jawab ku membuat Rayyan merengut.
Raline tertawa kembali, " Bang Rayyan itu kaku banget Kak Amel. Jadi ya gituu deh, lawakan nya juga jadi aneh."
" Yahh abang kok jadi di keroyok gini." Ucap Rayyan sok ngambek.
Rayyan membenarkan kursi roda Raline yang miring, menariknya kembali sejajar dengannya.
" Lagian kok kakak mau pacaran sama manusia kaku ini kak?" Tanya heran Raline
" Lho kenapa harus gak mau? Abang ganteng lho." Balas Rayyan jumawa membuat kami terpingkal setelahnya.
Hari ini Rayyan mengajak ku untuk mengunjungi Raline, Rafka sudah memberi izin kemarin dan memberi waktu dua jam untuk berkunjung.
Rayyan sempat terkejut saat aku mengatakan Rafka memberi ku izin untuk menjenguk Raline, alhasil aku tidak bisa menutupi pertemuan ku dengan Rafka kemarin. Minus curhatan Rafka, tidak aku ceritakan.
Rayyan dengan posesif kembali memperingati ku untuk menjaga jarak dengan Rafka, sempat ku duga awalnya dia akan marah kepada ku namun yang terjadi malah ia menghubungi Rafka dan berterima kasih. Aneh ya hubungan kakak beradik ini?
" Kamu udah lapar belum Mel?" Tanya Rayyan membuyarkan lamunan ku.
Raline turut menatapku dengan lugas ku jawab dengan gelengan kepala.
" Belum, nanti aja. Masih mau ngobrol sama Raline. Ngejar durasi Ray." Jawab ku menaikkan alis ke arah nya membuatnya gemas mengacak rambutku.
" Lagian, kenapa waktu itu kakak gak nyamperin dulu aja, pasti bang Rafka ya yang ngompor-ngomporin." Celetuk Raline tentang yang terjadi beberapa hari lalu.
Dan sejak sampai kesini tadi aku langsung meminta maaf ke Raline, karena sikap ku yang kurang mengenakkan di awal pertemuan. Menuduh nya sebagai selingkuhan tanpa mendengarkan mereka lebih dulu memberi penjelasan.
Aku menggigit pipi dalam ku, malu untuk mengiyakan perkataan Raline akan sikap ku yang mudah terpancing oleh Rafka.
" Aku minta maaf ya Raline." Lagi aku meminta maaf
" Gak apa-apa kak Amel. Cuma salah paham. Ini udah berapa kali ya kakak minta maaf. Sekali lagi nanti dapet piring cantik."
Aku tertawa meningkahi celetukan Raline. Anak manis ini....
" So kak Amel, berarti kakak direbutin abang-abang ku ini ya? Terus, yang menang bang Rayyan? Makanya bang Rafka kesel terus coba misahin kalian?! " Tanya Raline membuat ku sedikit kaget lalu tawa berderai dari ku.
Rayyan terkesiap dan menggelengkan kepala ditempatnya tak menyangka mendengar imajinasi dari adik nya.
" Aku gak se istimewa itu sampe jadi rebutan gituuu Raline." Jawab ku membenarkan beanie dari bahan rajut berwarna merah muda lembut, hasil tangan Rafka yang dipakai Raline hari ini. Ini fun fact yang baru ku ketahui tadi setelah diberitahu Raline dan Rayyan. Rafka ternyata cukup ahli dalam merajut.
![](https://img.wattpad.com/cover/361294294-288-k331179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Feeling (COMPLETED)
Teen Fiction((COMPLETED)) ((Warning 17+ banyak umpatan/ucapan kasar )) Menjadi anak tunggal tapi gak kaya raya gak selalu hidup-nya enak. Adakala nya aku merasa jenuh, kesepian gak punya teman curhat atau teman bermain, tapi di sisi lain aku buuuaaaahagiaa kare...