Bab 15

17 3 0
                                    

Terbangun di pagi hari-yang sebenernya sudah agak mau siang tapi menurutku masih pagi - dengan kicauan burung yang sahut sahutan dari balik jendela, cuaca dingin karena semalam hujan turun, aroma petrichor yang menguar kuat bercampur aroma kopi dari dapur bunda dan dilengkapi dengan suasana hati yang baik menambah mood ku menjadi semakin semangat to the moon haha.

Memulai hari dengan keadaan hati yang bahagia adalah salah satu kunci untuk menjalani hari, karena kalau saat bangun tidur kita terbangun dengan kondisi mood yang berantakan, bisa bisa, aktivitas yang akan kita jalani selama seharian akan terkena dampaknya. Jadi badmood seharian. Tapi kini, aku sangat sangat dalam keadaan mood yang bagus. Last train home by John Mayer menemani pagi ku selalu.

Setelah membalas chat dari Rayyan---astagaaaa sekarang aku punya pacar---- aku bergegas mandi lalu bersiap, aku turun ke bawah, menemui Ayah, Bunda, dan Mas Rion yang sedang berkumpul di teras belakang.

" Jam berapa ini ya allah... anak perawan kok bangun siang siang" sindir Mas Rion saat aku menempatkan bokongku dikursi.

" Apa sihhh Mas Rion, ini weekend tauu" jawabku

" Ck, Terus mentang mentang weekend kamu bisa bangun tidur siang siang gitu? "

" Ya, kan... "

" Hush kalian ini, giliran jauh pada kangen, ketemu malah ribut mulu haduh haduh " kata Ayah menengahi perdebatan kami

" Hehehe, itu karena kita saling sayang Om, ya kan Ra? " Jawab Mas Rion, tangannya tiba tiba saja sudah merangkul bahu ku

" Idih, Mas aja kali aku nggak" jawabku jahil, lalu melepas rangkulannya

Mas Rion melotot kearahku,

"Ohh gituu ya, berani kamu ya, tuh om liat sekarang Kara berani ngeledekin aku Om" adu nya

" Kamu duluan sih Yon" Bunda tiba tiba berkata, seakan membela ku

" Hahaha kena kan mas.. " ledek ku

Mas Rion sudah akan mendebatku lagi, Bunda lebih dulu menyela nya.

"Udah udah kalian ini yaaa... Oh iya Kara kemarin itu kan bunda ke Supermarket, loh terus ketemu tuh sama ibu nya teman SMP mu ituu, Siapa yang dulu pernah ikut Kompetisi Sains juga sama kamu pas ke Surabaya,
katanya dia juga tahun ini ikut Kompetisi lagi Ra... barengan gak sama kamu? "

Dahiku mengerut, aku punya teman? SMP? "Siapa bun? Hanin? " Tanya ku ragu

" Nah iyaa dia... kata Ibu nya dia habis daftar Private class tambahan."

Ohh Hanin, dia salah satu rival ku saat seleksi Kompetisi Sains Nasional saat SMP dulu.

" Loh Kara ikut KSN lagi? Kok Mas gak tau Ra?" tiba tiba saja Mas Rion menyeletuk disampingku

Aku menggaruk ujung alisku, bingung menjawabnya. " Belum tau Mas... belum ada pengumuman pendaftarannya"

"Loh belum daftar Ra? kenapa? Kamu harus ikut! Tahun depan kamu kan sudah persiapan buat Ujian dan Seleksi masuk perguruan tinggi" kata Bunda, sedikit menaikkan nada suara nya

" Yah terserah Karamel aja sih Bun, mungkin Kara mau coba lomba lain? Seni mungkin? atau bidang lainnya? " kata Ayah mencoba menengahi

" Tapii Yah... selama ini Kara tuh selalu aktif ikut Lomba, dari SD loh gak pernah absen, selaluuu jadi pemenang, kan sayang kalau... "

" Ya justru itu Bun... karena dari dulu selalu ikut Kompetisi di bidang Sains terus mungkin sekarang Kara mau coba hal lain, siapa tau Kara berbakat dibidang lainnya, biarin aja Kara mau ikut lomba apa, biar dia eksplor dirinya sendiri"

A Million Feeling (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang