Bab 31

29 3 2
                                    

Pertama kali dalam hidup, aku menyambut hari lahir tanpa menikmati perayaannya bersama seseorang yang telah menghadirkanku ke dunia.

Bunda dan ayah memperpanjang untuk menetap di Jogja selama beberapa hari dikarenakan setelah hari pernikahan kemarin itu, sepupu jauh ayah mengalami serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit.

Mereka mengirimi ku pesan video, walau masih kentara kecewa terpancar di wajah bunda, namun bunda tetap terlihat cantik dan terharu saat mengucapkan ulang tahun untukku.

" Selamat ulang tahun untuk anak ayah dan bunda yang paling cantik. Maafin ayah sama bunda ya di ulang tahun kamu tahun ini malah kami gak ada disamping kamu " ucap Ayah

Aku menggelengkan kepala walau mereka tidak bisa melihatnya.

" Bunda sayang sekali sama Karamel, maafin bunda ya nak sudah marah marah ke Karamel. Bunda gak ada maksud buat menyakiti Karamel, bunda selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu sayang. We love you Karamel." Ucap bunda membuatku menangis

Aku rindu sekali.

Selain orang tua ku, Gia pun turut mengucapkan ulang tahun untukku. Sayang, dia sedang ada acara keluarga hari ini. Jadi kami mengundurkan acara ulang tahun ku- yang hanya berisi aku dan Gia- ke minggu depan.

Mas Rion pagi nya membuatkan sarapan, aku menghampiri nya yang tengah sibuk membuat pertunjukan meski ternyata dia gak sadar aku sudah berada di dapur.

" Lilin yang paling pinggir miring mas! " protes ku usil membuat mas Rion berjingkat.

" ASTAGA!! Kamu kok udah turun duluan?" Kaget nya mengusap dada hampir menjatuhkan buah cherry yang sedang di pegangnya.

Aku tertawa kecil lalu berdiri di sebelah nya menatap kue ulang tahun di meja hadapan kami.

" Selamat ulang tahun adik mas yang paling cantik, pintar, baik hati dan tidak sombong " ucap nya merangkul bahu ku.

Aku mengalungkan lengan di perut mas Rion, memeluknya dari samping.

" Terima kasih mas, mas siapin ini dari kapan deh?" Tanya ku penasaran se pagi ini mas Rion sudah menyiapkannya.

" Rahasia dooonggg!!! " jawab nya menaik turunkan alis nya.

Mas Rion lalu menarik kursi kemudian menyuruh ku untuk duduk sementara dia memutari meja dan duduk di kursi seberang meja.

" Make a wish Ra " perintahnya

Aku memejamkan mata, membuat permintaan dengan sungguh sungguh.

" Semoga semuanya akan kembali baik baik saja "

Aku kembali membuka mata lalu meniup lilin di hadapan ku, diikuti tepuk tangan dari mas Rion.

" Yipieeee!!! Sudah delapan belas nih yaa! Official legal!!" Seru mas Rion heboh

" Iyaa doong!! Aku udah boleh dong main ke luar kota ya mas?!" Pinta ku menatap mas Rion dengan puppy eyes.

Mas Rion menghentikan kegiatan menyuap kue nya lalu menatap ku menimbang.

" Oh, Nggak!" Jawab nya singkat, jelas, nggak.

" Yahhh mas Rion... kan sudah legal!!" Protes ku kecewa

Mas Rion menggelengkan kepala, santai menyuap sepotong kue.

" Ck masih kecil kamu "

Aku berdecak,

" Sudah besar, mas sendiri kemarin yang ngomong, hayooo!! " balas ku mengingatkannya akan perkataan nya kemarin malam.

A Million Feeling (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang