Suasana kantin tampak kondusif, tidak yang ramai banget atau yang sepi banget. Aku dan Rayyan, beserta Gia dan teman teman Rayyan memutuskan untuk istirahat bersama. Aku duduk di samping Rayyan di sebelah kanan ku dan Gia di sebelah kiriku, serta teman teman Rayyan di seberang kami.
Aku memilih soto mie dengan nasi setengah porsi, karena aku gak kuat kalau satu porsi full jadi setengah nya ku hibahkan ke piring milik Rayyan. Istirahat kami kali ini diiringi percakapan percakapan ringan dan godaan godaan Eki ke sahabat ku, Gia.
" Siapa sih yang gak kenal elo neng Gia? Ada loh yang diam diam jadi pengagum lo, makanya kasih kesempatan dong buat gue deketin lo " Goda Eki yang duduk berhadapan dengan Gia
" Gak mau " Jawab Gia cepat dan cuek membuat kami semua tertawa
" Kenapa??" Tanya Eki bernada seperti paling tersakiti
" Bukan tipe gue aja " Jawaban Gia memgangkat bahu nya yang disertai tatapan jutek nya membuat kami semua tertawa geli
" Tipe lo yang kayak apa sih? Yang ganteng? Sebelas dua belas lah gue sama Rayyan" Katanya jumawa
Sorakan untuk Eki terdengar,
"Pala lo! Jangan mau Gia, nih bocah playboy cap kaki kadal " Leon menanggapi Eki dengan lelucon membuat Eki menjambak rambutnya dan terjadilah aksi jambak jambakan yang langsung dipisahkan oleh Gilang dan Arkan.
Rayyan dan aku hanya menikmati tontonan di depan kami ini seraya menggelengkan kepala
" Iri ajeee ini orang orang! Gak seneng lo ye gue punya pacar?" Tuduh Eki
Gia menyela, " Dih siapa juga yang mau pacaran sama lo?"
" Lah yang nyebut nama lo siapa?" Goda nya menaik naikan alis menggoda Gia yang wajahnya kini merah padam salah tingkah
" Gak jelas lo! Belom pernah disiram sambel ya mata lo?"
" Eittsss mending siram pake cinta mu ajaaa"
Sorakaan kali ini terdengar lebih heboh, aku tertawa terbahak bahak mendengar gombalan Eki, Rayyan mengelus punggung nya lembut mencoba membuat ku berhenti tertawa
" Udah Ekiii!! Jangan gangguin anak orang mulu napa sih?"
" Tuh dengerin Pak ketu sudah bersabda" tambah Gilang memakan bakwan milik Eki yang langsung di tampar tangannya oleh Eki
" Sabar ya Giaaa!! "Ucap ku pada akhirnya, mengusap bahu Gia mencoba menenangkannya.
Tak lama dari suasana tenang ini, seseorang menggebrak meja kantin, membuat seluruh penghuni kantin ini terkejut dan mencari sumber suara. Aku langsung terkesiap setelah tau asal suara tersebut berasal dari seseorang yang dari punggung nya saja sudah bisa ku kenali itu siapa.
" MAKANYA JADI CEWE JANGAN KEGATELAN!!"
" Please aku minta maaf! Tapi kamu jangan putusin aku?!"
" Sejak kapan kita pacaran anjing?"
Suara tertawaan dari teman teman Rafka di meja tersebut turut terdengar. Ya Rafka seseorang itu, dan yang menangis sambil menarik narik lengan Rafka adalah—NAILA?
" Ra, itu Naila temen sekelas kita kan? " Tanya Gia yang sudah ia ketahui jawabannya.
Aku terdiam tak menjawab, mencoba menilai situasi di depan sana.
" Lo gak punya kuping? Hah? Ngerti bahasa manusia gak? Lepas anjing " teriak Rafka dengan kasar menghempas tangan Naila hingga jatuh tersungkur di lantai.
" Iya—tapi kamu janji dulu kita gak putus!?"
" BANGSAT KITA AJA GAK PERNAH PACARAN! RESEK LO YAA!!?" Ucap Rafka dengan jengkel kembali mencoba melepaskan tangan Naila yang kini memeluk kaki nya hingga terlepas dan membuat Naila terlempar mengenai kursi di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Feeling (COMPLETED)
Fiksi Remaja((ON GOING)) ((Warning 16+ banyak umpatan/ucapan kasar )) Menjadi anak tunggal tapi gak kaya raya gak selalu hidup-nya enak. Adakala nya aku merasa jenuh, kesepian gak punya teman curhat atau teman bermain, tapi di sisi lain aku buuuaaaahagiaa karen...