"Hai." Balas Farida dan Hana sembari menoleh ke sumber suara yang menyapa mereka duluan.
"Boleh gabung?" Tanyanya sembari bersiap duduk di antara dua sahabat itu.
"Boleh... Boleh... Lagi ngapain di sini?" Tanya Farida tiba-tiba saat menyadari siapa yang menyapa mereka.
"Itu ganti lampu, mati. Kalian?" Tanyanya kemudian.
"Cuci motor."
"Rajin." Pujinya.
"Kepaksa, malu mau ke bioskop motornya kucel." Terus saja Farida yang menjawab karena Hana seperti biasa, irit bersuara.
"Wuidih keren mau pada nonton. Ehh emang lagi ada film apa aja sih? Film yang horor tapi komedi itu udah tayang belum sih?"
"Kita emang mau nonton itu." Ujar Farida.
"Pada berani?" Tanyanya memastikan.
"Gue yakin tuh film nggak seseram kenyataan hidup." Ceplos Farida yang membuat laki-laki jangkung dengan berat badan agak kurus itu terkekeh.
"Bisa aja." Ia geleng-geleng kepala. "Ehh nerima anggota baru nggak?" Tanyanya kemudian.
"Maksudnya?" Farida balik bertanya dengan kerutan di keningnya.
"Aku ikutlah."
"Hmmm..." Farida tampak berpikir. "Gimana?" Farida lalu menyikut Hana. Sedang yang disikut hanya sedikit angkat bahu.
"Gue traktir deh, tapi makan minum tanggung sendiri." Ujarnya mengutarakan penawaran agar dirinya diperbolehkan ikut serta.
"Cakep. Boleh tuh." Sahut Farida spontan saat mendengar hal berbau gratis.
"Ya semoga nggak lama aja motor aku diservisnya." Cetusnya kemudian.
"Santai masih ada waktu, tuh motor kita juga baru diproses." Tunjuk Farida ke arah motornya.
Anjar, teman sekelas mereka di kampus. Mahasiswa baru, pindahan dari Semarang. Banyak yang menyayangkan Anjar memilih pindah ke Sukabumi padahal di Semarang sana ia kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia. Tapi jawaban Anjas membuat siapapun terdiam seketika. Aku lebih sayang Ibu aku.
Ya ibu Anjar seorang janda. Suaminya meninggal saat Anjar masih duduk di bangku SMA. Semenjak saat itu Anjar berjuang agar tetap bisa bersekolah.
Akan tetapi ibu Anjar yang seorang ASN itu mendadak dimutasi ke Sukabumi. Karena tidak mau membiarkan sang ibu sendirian di kota yang mereka sendiri tidak tahu dan hapal, akhirnya Anjar memutuskan untuk ikut pindah.
Karena pertimbangan biaya kuliah, Anjar akhirnya lebih memilih Akademi Komputer Sukabumi daripada Universitas Sukabumi. Terlebih ia memang menyukai segala sesuatu yang berkaitan dengan IT.
"Beres juga akhirnya." Ujarnya sedikit lega.
"Pas ya bisa bareng juga beresnya." Timpal Farida.
"Iya, mungkin jodoh." Sahut Anjar pelan.
Ketiganya pun segera meninggalkan area bengkel Budi menuju bioskop yang ada di pusat kota. Setiba di bioskop, Anjar segera menghampiri tempat pembelian tiket. Dan kembali menghampiri Farida juga Hana saat di tangannya ada tiga lembar tiket masuk.
"Ini tiket kalian." Ujarnya sembari menyerahkan tiket Farida dan Hana.
"Makasih banyak Anjar." Ucap Farida.
"Makasih." Timpal Hana singkat juga pelan.
"Sama-sama." Angguk Anjar yang kemudian langsung mengajak dua sahabat itu memasuki studio tempat film yang hendak mereka tonton akan diputar.
![](https://img.wattpad.com/cover/372213363-288-k954204.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Muda
RomantikIstri lebih muda itu biasa. Suami lebih muda? Sekuel cerita, Iparku Mantanku... Happy Reading ❤️