SM 27

761 41 3
                                    

Yang cari SM 26 ada di KK ya
Silakan cek tautan link di profil aku paling atas buat bacanya...

***

"Rafa." Rafa yang merasa dirinya dipanggil itu pun langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Heh?!" Rafa tersentak saat menyadari Freya tengah berlari ke arahnya.

"Akhirnya." Nafas Freya masih tersengal-sengal, hingga ia membungkuk memegang lututnya.

"Ngapain lu di sini?" Tanya Rafa, sarkas.

"Mau ketemu lu." Jawab Freya yang mengundang kerutan di kening Rafa. "Ada yang mau gue omongin." Sambung Freya.

"Ada apa?" Rafa mulai menutup pintu mobil dan menguncinya. "Gue ada kelas pagi." Terdengar kesan penolakan dari Rafa.

"Bentaran doang." Tekan Freya. Rafa diam dengan sorot mata tajam tertuju pada Freya. "Lu ngerasa lu dijebak nggak sih?" Tanyanya to the point. Takut-takut Rafa tiba-tiba kabur dari hadapannya.

"Dijebak?" Ulang Rafa dengan kerutan yang sangat tegas di keningnya.

"Iya lu dijebak cewek itu biar lu mau nikahin dia?!" Ujar Freya yang membuat Rafa melongo.

***

"Hana, kamu pesan ojek online ya?! Aku ada urusan dulu." Terdengar ambigu, entah permintaan atau suruhan.

"Aa nggak ngajar?" Hana pun akhirnya memberanikan melontarkan pertanyaan yang sangat ia kemukan saat mendengar ucapan Azam sebelumnya.

"Ngajar siang." Jawab Azam singkat.

"Mau ke mana?" Cerca Hana.

"Aku duluan." Bukannya menjawab, Azam malah berpamitan sembari berlalu keluar kamar begitu saja.

Hana menghela nafas. Ada rasa lelah yang mulai menghampiri, mengikis rasa sabar yang kemarin-kemarin tidak bertepi diiringi harap Azam akan menghujani ia penuh cinta layaknya suami pada istri dan membangun rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah.

***

Azam kini sudah berada di area parkir Hi Bank. Terlalu pagi memang tapi itulah tujuannya. Datang sepagi mungkin agar bisa bertemu Hanin saat mantan pacarnya itu sampai di kantor.

"Hanin..." Panggil Junaedi.

"Iya, Pa."

"Bareng." Seru beliau kemudian.

"Ba-reng ke mana?" Tanya Hanin terbata.

"Kamu mau ngantor kan?" Tanya Junaedi yang mana langsung diangguki Hanin. "Ayo bareng sama Papa. Kita kan searah." Pungkas ayahnya Rafa itu.

"Jangan." Tolak Hanin.

"Ayo. Ini Papa udah siap."

"Iya Hanin bareng sama Papa aja. Sekalian jalan ini papanya." Timpal Nur.

"Bener nggak ngerepotin?" Tanya Hanin ragu.

"Nggak. Ayo."

"Makasih ya, Pa." Ucap Hanin antara terharu dan tidak enak hati. Junaedi mengangguk sembari mengulas senyum. "Ma..." Hanin pun mulai berpamitan pada Nur.

"Hati-hati. Nanti makan ya?! Jangan sampai nggak. Terus makannya yang bener, jangan makan yang pedas-pedas dulu, asem juga jangan. Nasi aja ya sama ayam goreng, cari aman." Pesan Nur panjang lebar.

"Siap, Ma."

"Ya udah yuk keburu siang?!" Ajak Junaedi.

"Iya, Pa." Hanin dan Papa mertuanya itu pun berlalu.

Suami MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang