Adzan subuh terdengar menggema membangunkanku dari tidur lelapku. seketika aku menyalakan lampu tidur yang berada di atas meja nakas.
Suara pintu kamar terbuka, aku melihat ibu yang mengulaskan senyumnya sambil menggunakan mukena untuk mengajakku berjamaah subuh.
Aku bukan tipe anak yang sat-set, aku justru lebih lambat dari apa yang difikirkan. ibu menyalakan lampu kamar membuat kedua mataku memejam sebentar.
"Loh? kok tidur lagi?"
"Ini gak tidur bu, aku silau"
Ibu tertawa, dan duduk di kasurku. ibu menatapku sambil tersenyum ke arahku.
"Kalo udah bangun subuh, enggak boleh tidur lagi nanti rezeki dipatok ayam"
"Tauuu.." jawabku, aku pun mendudukan tubuhku yang cukup pegal. "Aku gak bisa tidur bu"
"Kenapa?"
Aku menggeleng, dan tak tahu apa yang harus aku katakan.
"Mikirin mas-mas kemaren?"
Aku terkejut mendengar ucapan ibu, tapi ibu terlihat santai mengatakan hal itu.
"Ibu, apaan si?" aku menggerutu, bagaimana mungkin ibuku bisa memikirkan hal sejauh itu, "terus kamu mikirin apa?"
Aku hanya terdiam mendengar ucapan ibu, aku juga bertanya pada diriku kenapa semalam tidurku tidak lelap?
"Yasudah, ibu tunggu diluar ya"
Mendengar hal itu, aku pun mengangguk dan turun dari ranjang. sejenak aku terdiam hingga beberapa detik dan kemudian aku memukul kepalaku agar lebih fokus, aku memejamkan mataku kemudian aku pergi kekamar mandi.
.
Sudah setengah enam pagi, waktu berlalu begitu cepat. aku duduk diruang tamu menikmati secangkir teh, ibu mulai sibuk dengan pekerjaannya. dan aku hanya merebahkan diri disofa sambil ditemani kajian pagi melalui televisi.
Pagi itu ponselku berbunyi, aku melihat jika Dini menghubungiku. sepagi ini? untuk apa? tanyaku begitu. aku mengabaikannya sebentar, dan kemudian sebuah pesan singkat masuk.
"Win, nanti kuliah mau aku jemput?"
Aku memperhatikan pesan tersebut dan terdiam sebentar. aku pun menganggukan kepala dan memikirkan pesan apa yang harus aku balas pada Dini sahabatku.
"Emang kamu gak keberatan?"
"Ko ngomong gitu? terus kamu maunya dijemput Sean?"
Aku tertawa membaca balasan dari Dini, kemapa dia mengatakan hal seperti itu?
"Din, hei .. Sean temen kita .. kenapa si wkwk!"
"Wkwk, see you Win"
"Oke!"
Pesan singkat pun terbalas cepat dan berakhir, pukul delapan nanti aku akan pergi kekampus. sebenarnya aku males banget, tapi .. ada hal yang harus aku cari.
"Permisi, asalamualaikum"
Sepagi ini tamu datang, aku beranjak dari sofa dan melihat siapa yang datang. salah seorang art-ku kemudian bergegas untuk melihat siapa yang datang.
"Apa mungkin ayah?"
Aku menggumam dalam batin, ayah bekerja diluar kota dan kepulangannya selalu tiga bulan sekali, ini belum tiga bulan jadi pasti itu bukan ayah.
"Neng, ada tamu.."
Art-ku menghampiriku, "siapa bi?"
"Kayanya orang bengkel neng"