Menjelang pagi aku bangun dari tidurku, aku merasa badanku cukup pegal, karena semalam aku pulang pukul sepuluh malam bersama yang lain. kepalaku mendadak berat, dan rasanya perutku lapar.
Aku turun dari ranjang, dan kemudian melihat jam dinding. waktu menunjukan pukul sembilan pagi hari ini aku libur kuliah jadi aku akan bermalas-malasan di rumah.
Saat akan keluar dari kamar bi Leli lebih dulu masuk ke kamarku, sebenarnya tidak masuk namun bibi hanya mengintip sedikit dan membuka pintu kamarku perlahan hingga sekarang kami saling menatap dengan senyuman.
"Neng ada tamu"
"Siapa bi? pagi-pagi kayak gini"
"Enggak tahu neng bibi juga baru lihat mukanya, kayaknya teman baru neng deh"
Aku sedikit bingung dan terdiam menatap bi Leli teman baruku siapa?
"Pingky kali bi?"
"Bukan neng kalau non Pinky mah bibi tau, ini mah kaya orang bule neng coba deh turun dulu"
Lagi-lagi aku terdiam dan berfikir mendengar ucapan bi Leli.
"Ibu ada bi?"
"ibu sama bapak sudah pergi dari pagi neng"
Aku mengiyakan ucapan bi Leli dan meminta bi Leli untuk mengatakan kepada orang itu untuk menungguku sebentar, karena aku belum cuci muka aku bingung siapa yang datang sepagi ini.
kemudian aku melangkahkan kakiku untuk pergi ke balkon kamarku, mungkin saja aku mengetahui kendaraan yang dibawa orang tersebut, namun saat aku membuka pintu balkon kamarku aku tidak melihat mobil di sana bahkan tidak ada kendaraan apapun di sana.
Lantas siapa? Sambil berpikir aku pun kemudian pergi ke bathroom untuk membersihkan diriku sebentar, setelah itu aku akan menemui orang itu.
10 menit berlalu aku keluar dari kamar dan menuruni anak tangga, aneh .. aku merasa perasaanku tidak menentu siapa yang akan aku temui sekarang?
Bi leli mengatakan jika orang itu menungguku di pekarangan rumah bahkan bibi mengatakan kalau orang itu tidak ingin diajak masuk karena menurutnya dia hanya sebentar.
Baiklah, dari jauh aku melihat seseorang itu membelakangiku, langkahku terhenti, aku bisa mengenali siapa yang berdiri di hadapanku. meski dia membelakangiku aku terkejut dan rasanya berat untuk melangkah.
Bersama angin yang berhembus, dia menoleh dengan tubuh yang juga berbalik kepadaku. sekarang kami terlihat saling menatap meski jarak cukup jauh namun aku bisa melihat siapa yang berdiri didepanku.
Perlahan aku mulai mendekat ke arahnya meski langkah ini meragu, aku mencoba tenang, mengikhlaskan hati dan enggan untuk mengulik masa laluku yang buruk.
"Hai Windy, apa kabar?"
Aku masih terdiam tidak menyangka saat Cindy berdiri dihadapanku, bahkan dia tahu tempat tinggalku, apa yang harus aku katakan kepadanya?
"Aku baik" ucapku. "Ayo masuk, kita bicara didalam"
"Nggak usah, ini sebentar"
Kami kembali saling menatap, kemudian bi Leli datang mengantarkan dua gelas minuman untuk kami.
"Terimakasih ya bi" ucapku pada bi Leli.
"Kak masuk dulu aja kita duduk."
"Okay" ucap Cindy.