Saling Mengenal

21 3 0
                                    

Lima belas menit berlalu, aku bertemu ibu di depan tangga. aku dan ibu keluar dari kamar masing-masing secara bersamaan dan kami saling menatap, ibu tertawa melihatku dan aku hanya diam menatap ibu.

"Win, ada Chandra ya?"

"Iya bu, tadi Windy ketemu sama Chandra terus Windy ajak kesini. nggak apa-apa kan bu?"

"Yaampun nggak apa-apa lah, harusnya kamu bawa temen kamu lebih banyak lagi"

"Ih, ini acara ayah kenapa aku yang harus ngundang temen-temenku"

Ibu hanya tertawa mendengar hal itu.

"Eh Pinky nunggu kamu di ruang tengah tuh, kalau misalnya kalian enggak nyaman sama suara musik kalian makan didalem aja ya"

"Iya bu"

"Yaudah ibu turun ya"

"Iya aku juga kok bu.."

Setelah perbincangan itu berakhir aku berfikir sebentar, apa Chandra masih menungguku? atau jangan-jangan pria itu pulang, karena saat Chandra bersedia ikut saat itu juga dia mengatakan jika dirinya tidak bisa mengikuti acara lama-lama karena ada urusan.

Aku mempercepat langkah, dan melihat Pingky bersama Sean yang tengah duduk disofa tengah, Pingky melambai padaku, aku menatapnya sebentar.

"Bentar ya!" seru aku pada keduanya, mereka terlihat bingung menatapku.

Pingky dan Sean saling menatap. "Mau kemana si Windy?"

Sean hanya menggeleng, mendengar ucapan Pingky.
tidak lama berselang ternyata Dini bisa datang kerumahku, dan kami berpapasan di pintu masuk, aku meminta Dini untuk menungguku didalam sementara aku masih mencari Chandra.

Langkahku terhenti, saat Chandra sedang menyesap rokok dan duduk ditemani seseorang yang aku kenal, Arif?

Arif itu pacar Pinky, keduanya terlihat akrab. ya .. Chandra ngobrol sama Arif, bagaimana bisa mereka saling kenal? aku cukup terkejut dan memelankan langkahku.

Namun aku tetap menghampiri Chandra, dan Arif terlihat menyapaku lebih dulu.

"Win"

"Hei, kok disini kenapa nggak sama Pinky?"

"Ngerokok dulu lah, kalau didalem nggak bolehkan"

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Arif, aku menatap Chandra yang terlihat mematikan rokoknya kemudian beranjak.

"Kamu mau kemana?"

"Loh, tadi katanya ngajakin masuk kedalem?"

"Entar dulu napa , gua belum kelar" ucap Arif, ya perbincangan mereka terlihat tidak canggung, Chandra tersenyum melihat Arif, Arif pun mematikan rokoknya.

"Yaudah yo"

Aku mengibas-ngibas tanganku karena bau rokok yang cukup menyengat, hingga akhirnya Chandra memperhatikanku dan ikut mengibas asap rokok dihadapanku.

"Maaf ya" bisik Chandra tiba-tiba membuat aku terkejut. aku menatap Chandra yang mengulaskan senyumnya.

"Anjer kenapa dia ini, ya allah tolong jangan dulu meleyot gini" ucapku dalam batin, aku menyerah dengan keteguhan hatiku yang mengatakan jika aku hanya penasaran, apa mungkin aku sudah jatuh cinta tanpa aku sadari?

Chandra? pria asing yang baru saja aku temui, membuat hidupku benar-benar menyala termasuk ottaku yang selalu di penuhi olehnya, padahal aku belum begitu mengenal jauh , tapi kenapa rasanya begitu enteng untuk menyematkan nama, wajah, karakter dan senyumnya di hatiku?

Sungguh ini sangat melelahkan, tapi aku suka.

Aku membawa Chandra dan Arif masuk kedalam rumah, jauh dari sana Pinky, Sean dan Dini memperhatikan kedatangan kami, aku sedikit tidak nyaman kala Pinky menatap Chandra seperti itu.

No Need To Fall In Love ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang