Hi temen-temen aku cuma mau ngingetin kalo kalian mampir keceritaku ini tolong bantu vote ya, itung-itung mengapresiasi ceritaku yang tidak seberapa ini. Tolong jangan jadi pembaca goib, terimakasih..
Happy Reading ..
Hari itu, hujan mulai memelan namun mobilku tetap saja kuyup setidaknya aku tidak begitu kuyup. setelah ha-hal menyebalkan tadi, aku menjadi tidak karuan.
Seperti orang gila yang terus berganti mood hanya karena suatu hal, berarti orang jatuh cinta itu seperti ini? tanyaku pada diri sendiri.
Entahlah, aku sudah sampai dikampus lagi aku melihat jika mobil teman-temanku masih berada di parkiran, apa yang harus aku katakan pada mereka?
Aku butuh waktu untuk tenang, jadi aku memilih merendahkan kursi kemudiku kemudian merebahkan tubuhku disana. ponselku berdering lagi, namun sekarang Sean yang menghubungiku.
Aku terdiam sebentar, kemudian aku menjawab panggilan itu dengan mengaktifkan tombol loudspeaker.
"Halo Sean?"
"Dimana Win? anak - anak nungguin nih"
Aku terdiam beberapa detik, dan menelan salivaku sebentar dan bersiap untuk berbohong.
"Aku .. aku di parkiran, aku masih di mobil aku enggak ada payung jadi tunggu bentar yaa.."
"Yaudah Sean jemput kamu aja Win!"
Dari kejauhan aku mendengar sahutan Pinky.
"Itu ngerepotin banget"
"Enggak sih kalau kamu mau, aku tinggal turun"
Aku memijat dahiku, dan memasrahkan kondisiku sekarang.
"Ya-yaudah aku tunggu diparkiran, maaf ya Sean ngerepotin mulu"
"Iya enggak apa-apa"
Panggilan pun terputus, aku sedikit bingung bukan karena bertemu dengan teman-temanku namun fikiran dan perasaanku cukup kacau, apa aku terlalu lebay? tapi sungguh moodku berantakan.
"Ahh!"
"Aku pusing!"
Aku berteriak seperti orang gila yang kesurupan.
BUGH!
"Ah, ahh sakit yatuhan kenapa aku? sial banget"
Ya, selama aku bertingkah kejang sementara , kaki panjangku membentur stir kemudi yang kerasnya kaya batu.
"Pengen pulang aja yatuhan"
"Kenapa sih, yaampun .."
Aku bingung dengan diriku, kaya kesetanan tapi aku waras. yatuhan .. aku terus beristigfar untuk mengontrol diriku yang sedikit kesurupan.
"Mau nangis hmm"
Sambil menggigit bibir, aku mengusap kaki rampingku. dari jauh Sean sudah terlihat, aku harus bersikap biasa saja , meski sebenarnya aku ingin kayang.
Aku membuka pintu mobil, pas setelah Sean berdiri didepan pintu mobil. sebenarnya hujan tidak terlalu lebat hanya gerimis kecil, namun aku beralasan untuk tidak turun karena ingin mengontrol diriku.
Sean menatapku seperti biasa, dengan senyuman manis dan merangkulku tiba-tiba.
"Biar gak kena air hujan" ucapnya begitu, aku pun mengangguk membiasakan diri seperti biasa agar tidak ada pertanyaan tiba-tiba yang tidak bisa aku jawab.
Sampai di kampus, Sean menutup payung dan menyimpannya ditempat biasa. sementara aku menunggu Sean yang tengah mengeringkan pakaiannya yang terkena tetesan hujan.