"Nggak boleh nangis, nanti kamu sakit lagi"
"Aduh, ini terlalu sedih kalau ditahan"
Sambil meneteskan air mata, aku merasa sedih, benar-benar sedih hingga hatiku rasanya berdenyut.
Sean hanya tersenyum, sementara aku mendaratkan keningku dipunggung tangan Sean, Sean mengusap kepalaku berulang sementara aku lebih memilih untuk menangis.
Sean menarikku, dan aku menatapnya dengan uraian air mata yang deras.
"Jangan nangis loh, aku masih disini belum berangkat"
"Belum berangkat aja udah sedih banget, apalagi udah berangkat" ucapku.
"maaf ya"
"Maaf buat apa?"
"Nggak bisa jagain kamu dari deket" .
"Tuhkan, ngeselin ah!" aku merengek dengan air mataku, aku enggan kehilangan Sean, karena dia sebaik itu.
Tapi kalau aku menahannya, aku tidak bisa bertanggung jawab atas kehadirannya.
"Udah, aku belum jalan hei masih lama loh masih sebulan lagi"
"Waktu berjalan tau!" ucapku sebal, Sean tertawa dan menghapus air mataku.
"Aku jagain kamu dari jauh, aku pastikan meski aku jauh aku bakal tau kabar kamu, meski nggak dari kamu langsung"
Aku saling menatap dengan Sean, Sean mengambil selembar tisyu dan mengeringkan air mataku, Sean mengusap lagi puncak kepalaku dan menatapku begitu hangat.
"Aku pengen kamu dapet cowok yang bener- bener sayang, merhatiin kamu dari hal kecil sampai besar, mastiin kamu baik-baik aja, dan aku pengen dia jagain kamu dengan sebaik-baiknya"
"Itu mah kamu"
"Hah?" sahut Sean bingung. "Iya kamu ngasih tau aku harus dapetin cowok yang kaya gitu, padahal semua kriteria itu ada dikamu"
Sean tertawa, sementara aku tidak usainya menangis.
"Ko jadi aku, aku kan cuman bilangin aja.
siapa sih yang nggak pengen temennya bahagia? aku nggak suka kamu kaya kemarin? jangan ya, harus bener-bener dijagain kamu tuh" ucapnya, sambil menjepit hidungku."Sean, aku pengen deh pacaran sama kamu tapi akunya tuh belum bisa"
"Kamu itu bukan belum bisa, tapi emang nggak bisa cinta"
"Nggak gitu Sean, aku.."
"Udahlah, ini nggak lagi bahas aku loh"
"Bener omongan Pinky, kalau misalnya aku nggak pacaran sama kamu, aku yang nyesel
soalnya kamu punya semuanya""Nggak ko Win, aku nggak kaya gitu"
"Sean, aku sering loh terngiang-ngiang ucapan kamu, kadang-kadang aku ngerasa kalau aku lagi sama kamu, aku kaya orang yang lagi jatuh cinta, paham gaksi? aku tuh suka ngerasa happy kalau lagi sama kamu, gimana ya jelasinnya? aku kaya butuh waktu aja buat ngejelasin perasaan aku ke diri aku sendiri"
"Nggak usah kaya gitu, cintai aku saat kamu cinta. nggak usah mengusahakan, atau meyakinkan diri kamu karena menurut aku itu melelahkan"
"Aku jahat banget kayanya?"
"Win, aku lagi nggak bahas soal perasaan .. aku ngerti banget, jadi udah nggak usah dibahas lagi, inget ya .. ini bukan tentang aku, tapi tentang kamu yang harus baik-baik aja sampai nanti kita ketemu lagi"
"Bahkan di obrolan ini aja, kamu masih aja mastiin aku harus baik-baik aja? padahal itu bukan tugas kamu, kamu terlalu sibuk memperhatikan aku, sampai kamu sendiri lupa kalau kamu butuh diri kamu untuk perhatian ke diri kamu juga"