Hujan turun lagi setelah tadi siang matahari terbit hanya beberapa detik, dan lagi awan hitam menghalangi cahaya matahari itu. Hingga akhirnya hujan tak bisa membendungnya lagi untuk kembali membasahi bumi.
Aku berdiri disebuah halte, aku pulang lebih dulu sebelum Sean mencariku atau mengantarku pulang, maaf untuk semuanya, tapi aku sedang tidak ingin diganggu. dan aku merasa semakin hari aku semakin tidak enak pada Sean.
Dikelas tadi, Pinky dan Dini pun tidak banyak bicara padaku. hingga akhirnya aku memutuskan untuk pamit lebih dulu bersama Yudi. Yudi mengajaku pulang bersama namun aku menolaknya karena aku mengatakan akan pergi ke suatu tempat, padahal itu hanya alasan. Aku sedang ingin sendiri
Aku menunggu bus dihalte , sedangkan ibu memintaku pulang ke rumah naik taksi. tapi aku sedang ingin naik bus. aku duduk seorang diri sambil mendengarkan musik melalui earphone, helaan nafasku terus terbuang dan sesekali aku meneguk air putih yang aku bawa.
Waktu semakin berjalan, aku cukup resah karena bus belum kunjung datang. Aku takut jika teman-temanku keluar lebih dulu. Aku menolehkan pandanganku ke arah kanan dan kiri, jalanan sepi dan hanya mobil-mobil yang melewati jalan itu.
Kemudian ada sebuah mobil berwarna merah berhenti, tepat didepanku. aku tidak perduli dan kembali memeriksa ponselku, ibu menghubungiku namun sejak tadi aku mengabaikannya. aku minta maaf dalam batin, jujur aku tidak tahu aku kenapa rasanya jiwaku begitu labil.
"Win?"
Aku memfokuskan pandanganku, melihat seseorang yang melambai dari dalam mobil. aku pun terhentak kaget dan langsung berdiri memperhatikan.
Kedua kakiku sontak melangkah cepat dan mendekat ke arah mobil, lambaian itu semakin melambat dan aku melihat Chandra yang mengulaskan senyumnya menatapku.
"Hei, nunggu siapa?"
"Aku?"
"Iya kamu, ayo masuk .. hujan"
Aku terdiam sebentar, ini serius? aku sedang tidak bermimpi? Chandra, ada didepanku dan mengajakku pulang?
Chandra keluar dari mobil, sepertinya ia melihat aku cukup lama terdiam aku pun menatapnya. dan lagi-lagi aku terkejut karena Chandra menutupi kepalaku dengan jaket denimnya, ia pun mendorong aku untuk masuk kedalam mobil.
"Hujan, aku antar sampe rumah ya"
Sambil mengusap kepalaku, pria itu mengatakan hal yang membuatku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri, aku tertegun, merasa ingin melayang dan aku menyukai hal ini.
Chandra masuk kedalam mobil, dan memakai seatbeltnya. rambut hitam pria itu nampak basah
aku menatapnya sebentar, dan tidak lama Chandra menatapku, memastikan jika aku sudah memakai seatbelt."Kenapa?" tanya Chandra, tatapan diam aku membuat Chandra mengulaskan senyumnya. "Hei, kenapa sih?"
Aku kemudian menggeleng, dan menyandarkan lamunanku. "Aku nggak nyangka bisa ketemu lagi sama kamu"
"Emangnya, kamu berharap setiap hari ketemu sama aku? aku ngangenin ya" celetuk Chandra dengan tawanya, kemudian dia menatapku. "Jangan diambil hati ya, bercandaa kok"
Aku pun tersenyum. "Memang sedikit rindu"
"Hm?"
Aku mengerjapkan pandanganku, dan kemudian menggeleng. "Nggak, nggak ada .."
"Kamu tuh kalau ngomong pelan-pelan banget"
Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Chandra, gila aku merasa hawa tubuhku tiba-tiba panas, aku ngerasa grogi, dan tidak bisa berfikir. aku harus ngomong apa? karena ini nggak kaya biasanya. ini terlalu canggung untukku.
Suara ponsel Chandra berbunyi, pria itu memperhatikan ponsel yang ada digenggaman tangannya. lantas kemudian Chandra tidak ragu menerima panggilan itu.
Aku menghormati privasinya dan memilih untuk tidak mendengar percakapan tersebut, aku pun menatap air hujan yang membasahi kaca. dan memfokuskan pandanganku dengan melihat jalan.
"Yang?"
.......
Hening ...
Seketika jantungku berdebar kencang mendengar suara hangat seorang perempuan di balik panggilan tersebut.
"Kenapa?" tanya Chandra, aku mendengar suara tawa renyah perempuan itu dibalik panggilan.
Sungguh rasa apa ini? kenapa hatiku berdenyut?
aku terdiam, memfokuskan pandanganku lagi tanpa menatap atau melihat Chandra. dan aku berusaha pura-pura tuli.Meski Chandra tidak memakai loudspeaker panggilan tersebut namun tetap saja aku jelas mendengar suara lirih manja itu dari balik ponsel.
"Aku anter temen dulu pulang, abis itu nanti aku jemput kamu ya"
Itulah kata-kata terakhir Chandra sebelum mematikan ponselnya, jadi benar bukan apa yang dikatakan Arif?
Dia tidak mungkin jomblo, aku harus sadar diri. karena siapa yang tidak mau dengannya? dan memang aura Chandra menyimbolkan jika dia memang sudah ada yang punya.
Aku saja yang terlalu percaya diri, dan aku terlalu banyak berimajinasi tentang hidupku, akhirnya aku harus berharap apa?
_____
TO BE CONTINUE ...