Rasanya sekarang kedua tanganku bergetar, merinding dan perasaanku tidak menentu aku mencoba tenang dan Pinky membawaku ke tempat yang lumayan sepi, seperti balkon? entahlah.
"Win, are u okay?"
"Nggak apa-apa kok, Pink .. mhh"
"Win? Kenapa anjir?"
Aku terdiam sebentar, memegang lengan Pinky dengan sekuat tenagaku.
"Perut aku sakit, asli sakit banget?"
"Ke-kenapa? Lambung? Magh? Atau apa?"
"Bukan, kayanya aku datang bulan deh"
"Anjir bisa-bisanya, terus gimana aku nggak ada pembalut lagi"
Aku masih mencoba tenang merasakan perutku yang melilit dan panas.
"Yaudah aku pulang aja ya?"
"Lah belom juga mulai"
"Nggak bisa Pink? nanti keburu banyak"
"Yaudah aku anterin ya.."
"Nggak usah, sini kunci mobil kamu aku pinjem deh aku nyetir sendiri"
"Tapi .."
"Udah nggak apa-apa Pink"
Pinky yang terlihat panik pun kemudian memberikan kunci mobilnya dengan ragu.
"Udah kamu balik aja"
"Yaudah aku anter sampe bawah"
"Nggak usah sumpah, aku bisa kok aman.."
Pinky masih terlihat memandangku dengan cemas dan keraguan.
"Win, ini bukan karena Chandra kan?"
Aku terkejut mendengar ucapan Pinky. "Pink, ini bukan saatnya bahas dia, aku harus pulang"
"Ya-yaudah sory"
Akhirnya Pinky pun membawaku ke arah lift, dan membiarkanku pulang. aku turun seorang diri dengan memegangi perutku yang masih melilit, keringat dingin dan rasanya pandanganku buram.
Aku mencoba tenang, menarik nafas dan menyandarkan kepalaku pada dinding. Lift pun terbuka aku keluar dari lift, berjalan dengan cepat dan menyentuh area belakangku. aku takut jika darah menembus sungguh ini membuatku tidak nyaman.
"Win?"
Aku menoleh ketika melihat Yudi melambai, aku yang pusing hanya menatapnya dan Yudi menghampiriku.
"Eh kenapa?"
"Aku mau pulang"
"Lu sakit?"
"Nggak, aku datang bulan nih kayanya"
"Anjir bisa-bisanya .. terus gimana? gue anterin?"
"Nggak usah Yud, nyetir sendiri aja"
"Tapi bisakan?"
Aku pun mengangguk. "Hm, udah sana" aku mendorong Yudi untuk meninggalkanku, Yudi pun pergi begitu saja. aku berjalan ke arah basement dengan tertatih, kedua kakiku sakit karena heels yang aku pakai.
Aku melepasnya, tidak perduli jika kakiku tidak beralas. aku mencari mobil Pinky yang berwarna putih, kenapa sekarang parkirannya terlihat penuh. mungkin banyak orang-orang yang datang ke pesta Arif, sayang sekali aku melewatkan momen berharga bersama mereka.
"Arghh .."
Aku berjongkok sebentar, menumpukan keningku diatas lutut. sakit, melilit, merinding, puyeng, dan sebagainya tidak bisa dijelaskan tapi ini bikin mood berantakan. tasku tertinggal yang aku bawa hanya ponsel dan heels ini.