Janji Palsu

21 5 0
                                    

"Kata gue ni bumi gulung aja deh ya, perasaan hujan mulu mana gue nggak bawa mobil!" celetuk Dini, membuat semua anak-anak menatapnya.

"Apa? kenapa pada ngeliatin gue?"

"Ya terus mau gimana, namanya hujan" sahut Pinky, "baguslah hujan, dari kemarin kan panas terus nggak enak juga" ucap Sean.

"Iya bener tuh, seimbanglah .. asal jangan ujan dari pagi ke pagi aja"

"Ini kalian beneran janjian nggak bawa mobil kah?" tanya Yudi, Pinky menatap Yudi. "Gue emang tadi dianter Arif"

"Gue sengaja naik gojek, males banget nyetir"

"Kalo elu Win?" tanya Yudi padaku, aku kemudian terdiam saat Pinky dan Dini menatapku secara bersamaan.

"Windy gue yang jemput" sahut Sean, aku menatap Sean dan Sean menatapku juga. "Yaudah pulang gih, aku nungguin Arif kok"

"Bareng aja yu" ucapku, Pinky menggeleng. "Nggak searah Windy sayang"

"Nggak apa-apa nanti gue anterin juga"

"Gue nebeng dong" sahut Dini, "eh nggak usah, lu bareng gue aja" ucap Pinky. seketika aku terdiam melihat Pinky.

"Nah itu mobil Arif!"

"Ayo Win, kita pulang"

"Dini sama aku aja yu" ucapku, karena rumah Dini satu arah denganku. Aku menatap Sean. "Sean nggak keberatan kan kalau Dini ikut?"

"Yaudah ayo bareng aja"

Aku melihat Arif turun dari mobil membawa sebuah payung, ia menjemput Pinky yang nampak exited melihat kedatangan Arif. kadang-kadang aku merasa lucu pada keduanya karena mereka benar-benar nunjukin rasa cintanya satu sama lain, bukan yang cinta sendirian.

Mungkin akan beruntung menemukan pria yang bisa juga mencintai kita se ugal-ugalan Arif pada Pinky, kadang-kadang mereka membuatku iri, kayanya Arif dan Pinky tidak pernah bertengkar, meski pergaulan Arif begitu luas tapi Pinky tetap santai dengan apa yang jadi keseharian kekasihnya itu.

Mereka saling mengerti, dan mereka saling menghargai. aku ingin seperti mereka setidaknya aku dicintai dengan tulus, dimengerti dengan sebaik-baiknya.

"Win, katanya kemaren sakit?" tanya Arif padaku tiba-tiba, aku mengangguk mendengar hal itu. "Udah baikan kok Rif"

"Oh bagus deh, cuaca emang lagi jelek"

Aku mengangguk mendengar ucapan Arif.

"Eh sayang, Dini bareng kita ya"

Arif nampak menatap Dini yang terlihat tersenyum dengan memamerkan gigi rapinya, Dini memang selalu ceria.

"Mobil penuh sayang"

"Loh, emang ada siapa?"

"Chandra sayang, Cindy juga ikut"

DEG!

Seketika, aku terdiam menatap Pinky yang juga menatapku. Chandra bersama Cindy, benarkah apa yang dikatakan Arif?

Aku mengerjapkan pandanganku kemudian menatap Sean. "Sean ayo pulang"

"Eh, aku ikut!" ucap Dini, aku menarik tangan Dini dan kemudian pergi tanpa mengatakan apapun lagi pada Pinky dan Arif yang masih diam disana, Sean tang terlihat bingung pun kemudian menyusul langkahku.

Hujan cukup deras, posisi mobil Sean bersampingan dengan mobil Arif. aku menatap mobil Arif yang kaca mobilnya sangat hitam pekat, aku ingin melihat apa benar disana ada Chandra?

Chandra, apa ini yang kamu maksud tidak lagi ingin bersama Cindy? aku menatap mobil Arif sebentar, dan kemudian kaca belakang tiba-tibaterbuka,  sedikit menampakan kedua alis dan mata besar yang tengah menatapku, dibalik hujan aku terkejut lagi ketika disampingnya ada Cindy yang juga ikut menatapku.

No Need To Fall In Love ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang