Terkejut?

15 4 1
                                    

Aku berpapasan dengan ayah ditangga, aku menuju keatas dan ayah menuju kebawah. aku mencoba bersikap biasa saja dan mengulaskan senyumku.

"Mau kemana dek?"

"Aku mau istirahat dulu ya ayah"

"Tadi temanmu pulang pamit pada ayah, anaknya sopan"

Aku terdiam mendengar ucapan ayah. teman yang mana yang ayah maksud?

"Siapa tadi itu, yang kerjanya montir"

Oke, sekarang aku tahu siapa yang ayah maksud.

"Ah, iya Chandra itu namanya"

"Iya tadi nak Chandra pulang, pamitan sama ibu juga"

"Oh iya aku tadi lagi sama Sean ayah, jadi aku nggak anterin Chandra"

"Chandra nyari ibu sampai dapur, mungkin dia nggak enak kalau pulang nggak pamit dulu"

"What?" dalam benakku aku menggumam. seniat itu dia pamit?

"Yaudah kalau gitu istirahat, habis ini ayah sama ibu mau pergi"

"Ayah mau kemana si? dari pagi ayah belum istirahat"

"Ayah harus pergi ngecek kerjaan, ibu juga harus kekantor katanya ada problem sedikit"

"Yaudah kalau gitu, ibu sama ayah hati-hati yah"

Ayah mengangguk mendengar ucapanku. "Kalau begitu, adek kekamar dulu ya"

"Jangan lupa sholat ya nak"

"Iya ayah"

Aku pergi kekamar setelah berbincang dengan ayah, aku menarik nafas panjangku dan melempar diriku ke atas ranjang, mataku terpejam langit mulai gelap. dan lagi - lagi perasaanku tidak menentu.

Aku tidak bisa mengontrol perasaanku, aku sungguh kacau hanya karena mendengar sekilas cerita dia dari mulut Arif. aku tidak tahu itu benar atau tidak tapi apa hak-ku jika aku harus semarah ini?

Aku siapa? aku tersadar dan membuka kedua netraku, mulutku mulai mengerucut memikirkan segala hal dalam otaku.

"Harusnya tadi aku minta nomor whatsaapnya nggak si?"

"Eh, nggak perlu gak si .. aku kan cewek"

"Tapi aku penasaran"

"Kayanya emang dia cukup sulit dideketin, ah nggak tau ah pusing"

Aku tertelungkup dikasur, mengangkat bantal dan menyimpannya di atas kepalaku. aku pusing, kepalaku berisik aku ingin tidur, hari ini aku benar-benar lelah.

Menjelang malam, dan ini hampir pukul sebelas malam, aku mengerjapkan kedua mataku aku terbangun dan aku tidak menyadari jika aku benar-benar tidur.

Selama itu? bahkan aku tidak sholat magrib? astaga aku langsung memejamkan mataku dan menggaruk kepalaku kencang.

"Ya allah, maafin"

Aku turun dari ranjang aku merasa haus perutku juga lapar, aku ingin mencari makanan dan aku ingin tahu ibu dan ayah sudah pulang atau belum?

"Neng?"

"Eh, bi .."

"Neng tadi ada yang ngirim martabak, neng nya tidur mau bibi bangunin nggak enak takut ganggu"

No Need To Fall In Love ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang