Bab 18 : Alasan

870 86 2
                                    

Selamat membaca.

**********

Venom mengernyitkan kening, ia baru menyadarinya. Akhir-akhir ini, rasanya aneh, seakan ada seseorang ingin mengacaukan ingatannya.

Aku baru ingat saat melihat wujud kecil Hydra, batin Venom menatap Hydra lalu beralih menatap Athena. Sial, mengapa ingatanku terus saja berantakan?

Hydra berada di paha Athena, begitu nyaman hewan itu memejamkan matanya. Tangan Athena senantiasa mengelus kepala Hydra, sedangkan matanya fokus menatap Venom seraya mulai menjelaskan apa yang terjadi padanya beberapa minggu lalu.

"Jadi, kau sudah bertemu Gerald dan Andreas, ya ...." Venom merasa sedih mengetahui hal ini. Ia mengepalkan tangannya begitu erat.

"Kenapa?" Jujur saja, Athena begitu penasaran. Sebenarnya ... Apa yang terjadi di antara mereka?

Venom menggelengkan kepalanya, mengusap kepala Athena, "tidak, jangan dipikirkan." Dia tersenyum lembut, menutupi sesuatu.

Athena cemberut, padahal ia ingin menemui Venom agar mengetahui sesuatu yang selama ini membuatnya pusing.

"Aku ingin tahu, Venom," gumamnya menundukkan kepala, berharap Venom menjelaskan padanya.

"Itu ...." Venom terdiam sejenak. "Aku hanya bisa memberi satu hal kecil ...." Ia kembali menghentikan ucapannya, tatapan mata sendu menatap Athena. "Aku tidak bisa mencampuri urusan ingatanmu, aku takut kau akan semakin tersiksa karena efek sampingnya."

"Menurutmu, apa itu efek sampingnya?" Athena menatap heran Hydra yang menggeram pada Venom.

Venom menghela napas, "entahlah, aku tidak bisa menebaknya."

Athena tahu itu, Venom berbohong. Lihatlah! Bahkan Hydra pun yang seekor hewan mencoba menutupi sesuatu darinya!

Di saat keheningan, sebuah kilatan hitam pudar memasuki kepala Athena tanpa ada yang menyadarinya.

Athena memejamkan matanya sejenak, ia merasakan sakit kepala yang luar biasa. Ini terlalu mendadak! Perutnya kini terasa mual.

Telinga Athena berdengung membuat rasa sakit kepalanya menjadi-jadi. Dia menatap Venom, air matanya mengalir membuat pria itu panik.

"Sa-sakit." Athena mencoba menahan kesadarannya, ia yang hampir terambuk segera Venom tahan, pria itu memegang kedua sisi bahu Athena.

"Ah sial, maaf Athena, aku minta maaf." Venom kalang kabut, dia segera menggendong tubuh Athena dengan Hydra yang mengikutinya dari belakang.

Bangke ... Sakit, sakit banget, aku gak kuat, batinnya dengan dada terasa sesak.

Athena menatap wajah Venom yang begitu fokus menatap ke depan, berlari entah ke mana. Langit malam gelap tanpa adanya bintang serta rembulan, Athena melihat sekelebat bayangan hitam berputar-putar di kepalanya.

"Venom ...." Athena memanggil dengan lemah. "Ada bayangan hitam ...." Setelah mengatakan itu, Athena tidak sadarkan diri.

Venom menatap Athena yang sudah pingsan. "Sialan, kakak-adik itu selalu saja membuat Athena seperti ini!"

***

Di bawah alam sadar, Athena berada di kamar Cyra dan melihy si empu yang menangis tersedu-sedu. Berulang kali terdengar umpatan ditujukan pada Oliver, Duke yang mengurung Cyra.

"Aku baru inget, Cyra masih dikurung sama Oliver," ucapnya sembari mencoba memegang pundak si empu.

Terasa nyata. Bahkan Cyra sadar lalu berbalik menatapnya, dia memohon, "selamatkan aku, Athena, kumohon."

Am I the Reincarnation of a Goddess? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang