Selamat membaca.
**********
Keesokan paginya, mereka mengikuti warga yang berkerumun di depan Kediaman Duke. Begitu penasaran dengan kasus perampokan yang gagal itu.
"Lebih baik kita menghindari masalah di negeri orang." Roderick menyeret Athena dan Venom menjauhi kerumunan.
"Lagi pula ini memang tidak berkaitan dengan kita." Venom bergeming, masih penasaran dengan apa yang terjadi setelah dia membunuh si bedebah itu menggunakan ular berbisa.
"Kita jelas terlibat, Bodoh!" Roderick menyeretnya secara paksa. "Kau yang membunuhnya dengan ular," bisiknya dengan kesal.
"Aku hanya membalas perbuatan buruknya saja! Siapa suruh dia menghinaku hingga seperti itu." Venom tak ingin mengalah.
"Lagipula kau iblis, untuk apa ikut mencampuri urusan manusia?" Athena memutar bola mata kesal, membantu Roderick menyeret Venom keluar dari kerumunan.
"Apa kau pikir aku akan diam saja ketika harga diriku di injak?" Venom masih bersungut-sungut kesal. Entah kenapa iblis ini menyebalkan sekali?
"Bagaimana jika petugas keamanan menyelidiki kemunculan ular yang membunuh perampok itu? Lebih baik jangan melibatkan diri terlalu jauh. " Roderick mengingatkan lagi.
Benar kata Roderick, jangan melibatkan diri ke dalam masalah di negeri orang. Mereka datang untuk mengambil Bola Amerta, tak ada hubungannya dengan masalah apa pun yang terjadi di kota ini.
"Tunggu!"
Mereka bertiga menghentikan langkah. Athena menelan ludah, melihat dua orang berseragam pengawal Kediaman Duke yang menghalangi jalan mereka.
Venom menatap tajam, "minggir!" ia menatap para pengawal itu dengan dingin.
Dua orang itu malah menyilangkan pedang ke atas. Jelas tidak akan membiarkan mereka pergi dengan mudah.
Athena melotot tajam ke arah Venom. Lihat masalah apa yang udah kamu buat, Bajingan? dia merutuk dalam hati.
Dikejar-kejar ksatria seharian saja sudah melelahkan, kenapa harus menambahkannya dengan masalah memasukkan ular ke dalam celana seseorang yang ternyata perampok di kediaman Duke.
"Duke meminta kalian untuk menemuinya di Kediaman, ada yang harus dibicarakan," ungkap pengawal itu.
Mereka bertiga saling menatap. Ada apa gerangan?
Roderick mengangguk, tidak apa jika hanya dipanggil oleh Duke. Bukan ditangkap petugas keamanan untuk dimintai keterangan.
Akhirnyamereka mengikuti dua orang itu ke dalam rumah Duke. Melewati kerumunan orang yang menatap penuh tanya, mereka disambut dengan baik di kediaman bangsawan paling terpandang itu.
Athena melihat-lihat sekitar. Rumah yang sangat besar, mirip seperti istana, mewah, banyak pelayan, dan semua perabotannya terlihat mahal dan berkelas.
"Silakan masuk." Penjaga tadi mengulurkan tangan dengan sopan.
Athena mengangguk canggung, ia segera masuk ke dalam ruang tamu yang begitu megah.
Yeah, setidaknya mereka bukan datang untuk diinterogasi … Apa itu mungkin?
"Selamat datang." Duke itu tersenyum menyambut tiga orang yang sangat ia tunggu kedatangannya ini.
Mereka berdua saling menatap. Sedangkan Athena menatap wajah tampan bersinar yang duduk di kursi tunggal itu dengan mata berbinar.
Dunia ini penuh cogan anjay, dia memekik gembira dalam hati. Bahkan pengawal tadi cuakep poll.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I the Reincarnation of a Goddess? (TAMAT)
Fantasy"Masuk novel beneran?" tanyanya kembali memastikan wajah di pantulan air danau. Wajah familiar membuat Maera berpikir. "Atau masuk ke dunia lain? Ahk kepala aku sakit," ringisnya seraya memegang kepala. Jangan bilang aku masuk novel yang terakhir ak...