Selamat membaca.
**********
"Wah, apa ini menara penyihir?" Althea menatap bangunan menjulang ke atas begitu tinggi. Bahkan bagian atasnya tidak dapat Althea lihat, apa mungkin karena dirinya pendek?
"Selamat datang di menaraku," ucap pria berjubah hitam yang mendadak muncul di hadapan ke tiganya.
Venom menatap tajam pria tersebut, memastikan apakah dia berbahaya atau tidak. "Terimakasih telah menyambut kami," ungkap Venom yang merasa tidak ada tanda bahaya dari pria itu.
"Ah tidak perlu sungkan. Aku ingin meminta maaf karena sambutanku hanya begini saja," ujarnya dengan tatapan mata terus menatap Althea membuat Venom memutarkan bola matanya kesal.
"Bolehkah aku mengetahui namamu, Dewi." Pria itu menatap Althea dengan senyuman tak kunjung luntur.
Althea melepaskan jubahnya dengan sihir Venom ia lepaskan sehingga warna rambut hitamnya kembali seperti semula menjadi pirang. "Kau mengetahuinya." Dirinya tersenyum dan mengangkat rendah kedua sisi gaunnya lalu berkata, "namaku Althea."
Pria tersebut mengangguk, lalu berucap, "namaku Altair Paulo Andreas, kau bisa memanggilku Andreas." Si empu lalu melirik ke arah Venom serta Hydra yang wujudnya menjadi hewan.
"Aku Venom dan dia Hydra," ucap Venom singkat dengan senyuman begitu tipis bahkan terlihat sinis.
Andreas tidak memedulikan itu, ia tersenyum ramah pada ketiganya terutama Althea, mengajak mereka untuk melihat-lihat isi di dalam menara miliknya.
Althea berjalan di belakang Venom yang tetap waspada dengan Hydra berada paling belakang serta Andreas melangkah di depan.
"Jadi ini isi menara penyihir, apa kau tinggal di sini? Ada kamar?" tanya Althea penasaran yang mendapati kekehan dari Andreas.
"Tentu ada. Jika boleh tahu, di mana biasanya kalian bermalam?" tanya Andreas sembari membuka pintu besar di lantai paling atas.
"Ah kami bertiga jarang menggunakan waktu malam sebagai tidur seperti manusia," jelas Althea di angguki Andreas.
"Jika kalian ingin, aku secara suka rela memberikan tempat istirahat untuk kalian." Andreas menunjukkan sebuah ruangan dengan segala macam lengkap isinya. Ia sengaja mempersiapkannya karena semalam ia melihat Althea bernyanyi membuat dirinya berpikir mungkin saja dia akan pergi menuju menaranya.
Tetapi Andreas tidak menyangka jika Dewi itu bersama Iblis serta manusia terkutuk yang mendampinginya.
"Benarkah? Terimakasih banyak atas kemurahan hatimu," ujar Althea dengan gembiar melihat-lihat isi ruang itu, terasa mewah dibandingkan ruangan yang lain.
Andreas tersenyum senang, ia merasa bangga karena berhasil membuat Althea terpana akan hasil jerih payahnya.
***
Althea berjalan seorang diri menuruni anak tangga, dirinya ingin mencari Venom tetapi ia malah memasuki ruangan yang salah.
Pintu terbuka membuat suara deritan. Tampaknya sudah tua, pikir Althea melanjutkan jalannya.
Hingga suara gaduh dari ujung ruangan terdengar. Ia melihat rak-rak berjatuhan dengan seorang pria tertimpa di dalamnya. Althea yang kala itu panik, segera mengangkat satu rak tersebut dengan tanaganya hingga beberapa rak mulai terangkat sendirinya.
Althea berdecak kagum, ternyata pria di depannya bisa menggunakan sihir luar biasa. Ya lagipula ini menara sihir, pastinya dia memiliki sihir yang hebat seperti Andreas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I the Reincarnation of a Goddess? (TAMAT)
Fantasía"Masuk novel beneran?" tanyanya kembali memastikan wajah di pantulan air danau. Wajah familiar membuat Maera berpikir. "Atau masuk ke dunia lain? Ahk kepala aku sakit," ringisnya seraya memegang kepala. Jangan bilang aku masuk novel yang terakhir ak...