Special Part Roderick

91 11 0
                                    

Selamat membaca.

***

Pemandangan begitu indah, meski tatapan Roderick begitu kosong, dia bersandar pada pohon di belakangnya.

Keduanya kini tengah mencari ramuan aneh dengan resep yang sulit untuk dicari. Hingga langit mendung menandakan hujan akan turun, raut wajah Athena berubah menjadi sendu, dirinya tidak lagi tertawa atau pun tersenyum. Meski sebelumnya Athena tidak begitu banyak tertawa, dan senyuman manisnya sedikit.

Roderick dengan wajah paniknya menarik tangan Athena secara perlahan. "Athena," cicitnya dengan jantung berdegup kencang.

Athena melirik sekilas pada pria di depannya lalu membuang muka, "aku mau pulang, kau cari resep itu sendiri saja." Ia segera berlalu dengan tangan kanan memegang kepalanya berdenyut.

Ingatan tentang sang ayah dan adiknya meninggal ketika hujan turun terus teringat di benaknya. Athena tidak sanggup jika hujan turun. Hal itu akan membuat mentalnya semakin lemah.

Roderick tidak tahu menahu mengenai keluarga Athena. Si empu begitu memberi tembok pembatas yang sangat tinggi. Jika Athena memperlakukannya dengan manis, Roderick rasanya berharap tembok itu akan hancur. Namun, itu hanyalah imajinasinya.

Athena Goddess, ia hanya gadis yang hidup sebatang kara hingga akhirnya Roderick datang. Meski keduanya akrab. Akan tetapi, Athena selalu saja memberi jarak pada Roderick.

Seandainya … Seandainya Roderick bisa terus membuat Athena bahagia, apa mungkin perasaannya akan terbalas?

Roderick tersenyum miris, menundukkan kepalanya ketika hujan mulai membasahi dirinya begitu cepat. Dalam waktu singkat ia telah basah kuyup.

Saat ini, Roderick tidak tahu apa alasan Athena membenci hujan, sungguh hal itu membuatnya frustrasi.

Roderick memiliki sihir dominan hujan dan ketika Athena tahu, sikapnya semakin dingin. Dalam hidupnya, Roderick semakin benci dengan apa yang ia punya.

Tanpa sadar, air matanya mengalir dengan tubuh gemetar. Suaranya tertahan, hingga sebuah payung menghalau hujan di atas kepalanya.

Roderick mendongak menatap Athena yang kini tengah memegang payung agar dirinya tidak semakin kebasahan.

Dia segera menyembunyikan wajahnya, merasa malu telah mempertunjukkan hal seperti ini pada Athena. "Maaf," cicitnya kembali dengan kedua tangannya memainkan ujung bajunya.

Athena menghela napas, menarik tangan Roderick agar segera mengikutinya menuju menara.

"Aku minta maaf sudah membuatmu menangis," gumam Athena disela-sela langkah keduanya.

Roderick mengulum bibirnya lalu menggelengkan kepala. Ia pun segera menjawab, "tidak perlu minta maaf."

Athena berdeham dan melirik Roderick yang masih murung. "Apa sikapku berlebihan?" gumamnya membuat Roderick menatap bingung padanya.

"Maaf, bisa kau ulangi ucapanmu barusan? Athena."

Athena kembali menatap ke depan. "Lupakan."

Roderick berhenti, menatap Athena yang kini sedikit berdiri di depannya tengah menengok ke belakang.

"Ada apa?" tanya Athena, tatapan matanya begitu jauh dari kata lembut.

"Aku minta maaf, kau membenciku karena setiap hujan kau selalu ada di dekatku." Roderick membuang mukanya ke samping kanan. Entah kenapa rasanya sakit mendapat tatapan itu.

"Aku tidak bermaksud untuk kau berpikir seperti itu." Athena memegangi kepalanya dengan helaan napas berat. Tangan kirinya masih memegang payung lalu tangan kanan mengisyaratkan untuk Roderick mendekat. "Kemarilah."

Am I the Reincarnation of a Goddess? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang