Chapter 1 (Awal)

531 45 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Yim mengepalkan jemarinya menahan amarah yang teramat sangat, ia marah, ia kecewa juga sedih pada anaknya sendiri. Ini pertama kalinya ia dipanggil kesekolah karena anaknya beserta teman-temannya yang lain membully teman sekelasnya dan ketahuan oleh guru, ini sering terjadi hanya saja baru ketahuan oleh pihak sekolah. Ia selalu merasa anaknya tumbuh menjadi anak yang baik namun ternyata ia salah, walau seluruh waktunya hanya untuk anaknya dan mengurus rumah tapi ternyata ia tak mengenal sifat buruk sang anak.

Teetee memasang ekspresi tidak bersalah sama sekali, walau ia sudah menjadi salah satu pelaku pembullyan yang terjadi pagi ini disekolah, dimana ia dan teman-temannya menumpahkan susu kotak dibuku tugas Kongjiro, menendangnya serta mengolok-ngoloknya seolah itu adalah hal yang paling membahagiakan, bahkan mereka tak segan-segan memukulinya hingga membiru, atau pelecehan seperti menyentuh area yang tak seharusnya disentuh oleh anak seusia mereka.

Secara kebetulan guru mata pelajaran jam pertama memergoki mereka dan menyeret mereka keruang BK hingga orang tua mereka harus dipanggil kesekolah.

Teetee masih bersikap acuh tak acuh hingga ia menoleh melihat ibunya terdiam dengan sorot mata kekecewaan dan kesedihan hingga menagis dalam diamnya sambil mendengar satu persatu kejahatan pembullyan yang dilakukannya.

Ini pertama kalinya ia melihat ibunya yang selalu ceria dan cerewet menangis dengan tagisan yang manyakitkan tanpa suara, ia tak suka melihat ibunya yang selalu tersenyum manis dan cantik itu menangis, dan sekarang ia menangis karena ulahnya. Ia tak tau, ia selalu melakukan banyak hal nakal, seperti bolos, pura-pura sakit, atau berbohong demi tambahan uang jajan tapi ibunya tak akan menangis, tapi kenapa? Hanya karena ia membully teman sekelasnya, ibunya malah  menangis seperti ini?

Saat ia menoleh kearah ayahnyapun, ayahnya tak seperti biasanya yang selalu membelanya sekalipun ia salah atau benar. Ayahnya hanya diam, tanpa bicara apapun. Atau menyogok sekolah seperti yang biasanya ayahnya lakukan bila ia bolos hanya untuk nongkrong bersama teman-temannya. Ayahnyapun tak memiliki nyali untuk meredahkan kesedihan ibunya, seolah-olah ayahnya tau, apapun yang akan dilakukan tak akan bisa mengobati sakit hati ibunya kali ini.

Tutor yang memang memiliki sifat dasar tenang, mencoba menarik nafas dan menghembuskannya secara berat, ia berpikir sendiri, mungkin ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tak menyadari anaknya menjadi seperti ini. Ia kesal sama seperti Yim namun disisi lain ia sangat menyayangi putranya itu, ia bahkan tak peduli Teetee salah atau benar, ia tak akan segan menghabisi siapapun yang mencoba menyakitinya. Tentu didikan yang salah, dan itu membuat Teetee selalu merendahkan orang lain dan semenah-menah karena merasa ayahnya akan selalu dipihaknya.

Orang tua lain selain Yim yang duduk didekatnya malah bertengkar dengan sang suami, ya mereka pasangan Nunew dan Zee, Nunew begitu kesal pada anaknya sedangan Zee berusaha melindungi anaknya dari amukan sang istri. Namping hanya bisa berlindung dibalik tubuh ayahnya, ia takut saat ibunya marah. Nunew yakin mendidik anaknya dengan benar, bagaimana bisa anaknya yang manis bisa menjadi pembully seperti ini. ia sangat kecewa.

Back To 2007 (TutorYim Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang