Chapter 23 (Papa)

504 66 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Teetee lebih dulu bangun, entah mengapa semalam tidurnya nyenyak, lukanya juga tidak terlalu sakit sekarang, tangan ibunya memang ajaib kalau ia sakit dan ibunya merawatnya maka ia dengan cepat sembuh.  Jam menunjukkan pukul delapan pagi, untung dia diistiahatkan dari sekolah, kalau tidak, sudah pasti ia sudah terlambat.

Teete turun dari tempat tidur, seperti kebanyakan anak, hal pertama dicari dirumah adalah sang ibu. Ia berjalan kekamar ibunya namun kosong! Ibunya hilang! Teetee berusaha tenang dan mengumpulkan sisa nyawanya, ia masih sedikit mengantuk. Tak mungkin ibunya hilang. Dengan tatapan curiga, Teetee menatap kamar ayahnya yang tak jauh dari kamar sang ibu.

“jangan bilang mereka sekamar” gumam Teetee malas, pada hal dimasa depan ayahnya selalu memperingati tak merusak anak orang, tapi lihat sekarang? kelakuan ayahnya lebih buruk.

.
.

Teetee duduk dimeja makan dengan malas, ayahnya juga sudah lebih dulu bangun dan sarapan bersamanya sedangkan ibunya masih tak bangun, sepertinya sangat kelelahan. Tak perlu dijelaskan, Teetee bukan balita yang tak mengerti apa yang terjadi semalam.

“apa lukamu membaik?” Tutor memulai percakapan, ia tak mengerti, anak itu seusia dengannya, tapi ia selalu merasa anak itu hanyalah anak kecil yang manja

“ya, mama menyembuhkannya dengan baik, tangannya selalu ajaib” jawab Teetee

“kau memanggilnya mama lagi? Dia belum pernah melahirkan”

“dia memang mamaku dimasa depan”

“imajinasimu yang tak masuk akal itu kambuh lagi” keluh Tutor

“aku bersungguh-sungguh walau tak masuk akal. Luka diperutmu itu buktinyakan? Aku sudah bilang ada luka disana” tunjuk Teetee dan Tutor terdiam sejenak

“itu hanya kebetulan” sangahnya

“tidak ada yang kebetulan senyata itu” kesal Teetee walau nada bicaranya masih tenang

“jadi dimana orang tuamu?” tanya Tutor

“dimasa depan, aku terlempar dimasa lalu dan mendapatkan hukuman ini”

“seriuslah sedikit”

“aku serius”

“kalau benar begitu, maka ceritakan ayahmu yang berada dimasa depan” pinta Tutor, walau ia merasa tak masuk akal, tapi entah mengapa ia jadi penasaran

“ayahku adalah kau dimasa depan. Kau adalah papa yang sangat bertangung jawab, kau tak baik pada orang lain tapi kau seperti pahlawan untukku dan mama. Kau sangat menyayangi mama, kau melakukan apapun untuknya dan tidak akan membuatnya sedih. Kau lebih memilih mengalah saat dia mengomel dan membujuknya ketika dia kesal, kau hanya tunduk padanya, kalian suka berjalan-jalan bersama. Kalian sangat romantis, keluarga kita nyaris sempurna. Tapi tidak ada yang benar-benar sempurnakan?” Tutor terdiam mendengar ucapan Teetee, mengapa ia jadi terhanyut dengan ceritanya bahkan menunggu kelanjutannya

Back To 2007 (TutorYim Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang