Chapter 7 (Sisi lain papa)

491 55 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Tutor berjalan bersama teman-temannya siang ini menuju kantin sekolah, sesekali beberapa siswa dengan malu-malu memberikannya hadiah, dan layaknya pria sempurna, Tutor terlihat ramah hingga membuat Teetee muak dan menghadang jalannya, ia menatapnya tajam

"apa lagi kali ini?" tanya Tutor, dan tanpa banyak berpikir Teetee melayangkan tinju kerasnya kearah wajah sang ayah, hingga pipi kirinya membiru dan sudut bibirnya berdarah, terlalu tiba-tiba hingga Tutor sangat terkejut namun ia kembali bersikap tenang

"Apa-apaan kau!!" kesal Tutor menatapnya

"dasar otak selangkangan! Iblis! Matilah dan keneraka sekalian!" maki Teetee yang sangat dendam padanya

"kurang ajar!" beberapa teman Tutor maju dan akan menghajarnya, namun entah mengapa Tutor malah menghentikan temannya yang akan melayangkan pukulan

"berhenti!" tangan dan kakinya bergerak sendiri menahan serangan temannya agar tak mengenai Teetee

"kenapa? Dia memukul dan menghinamu, biasanya kita tak akan mengampuni siswa kurang ajar seperti ini!" temannya tak terima dan yang lain menatapnya bingung

"hentikan buang-buang waktu saja" ucap Tutor ragu, ia juga tak tau apa yang terjadi padanya, ia merasa tak bisa menyakiti anak itu hingga Teetee tersenyum mengejek padanya

"kenapa? Kau tak bisa menyakitiku dan melihatku disakiti?" tanya Teetee seolah tepat menebak pikirannya, Ia tak bergeming saat Teetee mendekat dan berbisik padanya

"dengar, jangan terlalu kejam pada Yim, karena kau akan berlutut memohon cinta dan belas kasihaannya suatu hari nanti" bisikan Teetee hanya membuat Tutor tersenyum mengejek, yang menurutnya hal itu sangatlah mustahil untuknya

"dan kenapa kau tak bisa menyakitiku, itu karena aku adalah anak kesayanganmu, anakmu dengan Yim" lanjutnya membuat senyum Tutor lenyap dan melirik Teetee yang berbisik padanya

"kau terlalu banyak berhalusinasi" geram Tutor merasa candaan anak itu tak lucu sama sekali, Teetee tidak peduli dan pergi dari sana setelah sedikit puas mengahajar dan menghina ayahnya sendiri.

.
.

Teetee melirik ibunya yang sekarang nampak pucat, ia memaksakan kesekolah pada hal ia belum pulih. Ibunya memang giat belajar. Ia sangat sedih melihat kondisi ibunya, dan ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia takut bertindak, takut ibunya hanya makin kesulitan bila ia bertindak ceroboh.

Teetee sudah tidak fokus belajar lagi dan memilih keluar kelas, ia menuju toilet dan memasuh wajahnya yang nampak stress dadakan, seumur-umur ia belum sedepresi dan menghadapi masalah sebesar ini.

"kau sudah mengerti?" suara malaikat maut tiba-tiba mengagetkannya lagi

"ck, apa?" balas Teetee kesal, moodnya sedang tak bagus

"sepertinya kau belum menyadari kesalahanmu" keluhnya

"kalau kau hanya datang untuk menceramahi dan mengejekku, maka pergilah" usir Teetee

Back To 2007 (TutorYim Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang