Chapter 13 (Luka Papa dan Siapa mama? )

510 64 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Yim menyusun makanan yang sudah ia siapkan dimeja makan, sedangkan Teetee melihat sekelilingnya, hanya ada beberapa pelayan tapi sepertinya khusus bersih-bersih dan pelayan untuk didapur tidak ada, sepertinya ini akal-akalan ayahnya saja agar menjadikan ibunya seperti pembantu dirumahnya atau hanya untuk menjahili ibunya.

Melihat makanan yang terhidang didepannya, Teetee refleks tersenyum, aroma dan masakan ibunya masih sama, walau hanya bisa masak makanan sederhana tapi itu adalah makanan favorit Teetee dan ayahnya dimasa depan, saat duduk betiga dimeja makan begini, mereka persis satu keluarga.

Tutor hanya melihat Teetee sejanak namun tak ingin mecari masalah dengannya, ia tak tau kenapa ia jadi lembak pada Teetee. Bila itu rang lain, biasanya ia tak segan menendang dan memakinya bila seenaknya masuk dalam rumah pribadinya tanpa izin.

“makanannya enak sekali!” senang Teetee

“hangus begini?” heran Tutor namun dimakan juga, Yim hanya terdiam, ia memang tak bisa masak, dirumahnya saja ada pembantu juga yang melayaninya. Herannya Tutor sering menjadikannya tukang masak dirumah itu dengan banyak alasan. Pada hal masakannya kadang hangus, asin, tawar, modelnya tak karu-karuan, rasanya tak jelas, untung tidak mentah.

“akui saja, kau suka makanannya, semakin aneh semkain papa menyukainya” ejek Teetee

“papa? Papamu tidak ada disini” tunjuk Tutor merasa teetee mengejeknya

“ck, baiklah walau ini tak masuk akal, aku akan jujur” Teetee eletakkan sendoknya dan menatap kedua orang tuanya yang duduk dihadapannya dengan tatapan penasaran

“Aku Wanpichit Nimiparkpoom Lamnoi, nama panggilanku adalah Teetee atau Tee  nama yang papaku berikan. Papaku adalah kau Tutor Koraphat Lamnoi dan mamaku adalah kau Yim  Pharinyakorn Khansawa ah nanti akan jadi Limnoi” jelas Teetee menunjuk mereka, Yim hanya menatapnya bingung merasa anak itu mungkin sudah sakit, sedangkan Tutor mengelengkan kepalanya tanda mustahil, ia saja membenci Yim

“dasar sakit jiwa, aku masih 17 tahun, usia kita sama” kesal Tutor merasa anak itu kebanyakan membual

“aku dari masa depan”

“hahaha kau habis nonton apa?” ejek Tutor tak percaya padanya dan melanjutkan makannya saja

“bilang saja kau tak mau mengakui, kalau kau menghamili Yim dan membuatku ada!” tuding Teetee membuat Tutor nyaris tersendak makanannya

“tutup mulutmu bodoh! Jangan asal bicara denganku!” kesal Tutor, sedangkan Yim hanya diam dan bingung akan percakapan yang tak masuk akal baginya

“kalian lihat wajahku dengan baik, bukankah kita bertiga mirip? Atau tes DNA sekalian”

“aku hanya membuang-buang waktu mendengar ocehanmu” malas Tutor

“ok, aku akan membuktikannya yang tidak semua orang tau. Di perut Tutor ada bekas luka” ucap Teetee mengingat ia pernah melihat luka diarea perut ayahnya

Back To 2007 (TutorYim Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang