Chapter 15 (Kepercayaan)

230 49 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Yim duduk dipinggiran sungai, mencuci wajahnya dan tangannya dari noda darah, bau ambis darah membuatnya tak tahan, sedangkan Tutor kearah mata air dan meminum air yang segar itu, ia lelah berlari dengan luka yang terbuka belum lagi sambil menarik Yim. Tapi untungnya mereka bisa lolos dan sementara bersembunyi disana.

“bagaimana bisa kau memikirkan cara seperti itu dan menjadikan dirimu sendiri umpan? Bagaimana kalau tadi gagal?” tanya Tutor

“pria dengan otak kotor seperti mereka tidak akan menolak tawaran seperti itu, nafsu mereka lebih besar dari pada akal pikirannya” jawab Yim

“ternyata kau bisa berbicara cabul juga?” tanya Tutor lagi, entah mengapa ia masih dendam Yim tadi bisa mengoda orang lain seliar itu

“itu namanya strategi dadakan, aku tak punya pilihan lain, lagian aku belajar cabul darimu” balas Yim, dan Tutor menatapnya tak percaya, apa itu tadi? Yim membalas ucapannya dan juga mengejeknya?

“kau berani mengejekku?”

“aku hanya menjawab, aku tidak berani” balas Yim mengeleng cepat

“sekarang kau harus lebih banyak mengobrol padaku” paksa Tutor

“tapi..aku..aku kadang-kadang sulit bicara” ragu Yim, ia kadang lancar bicara pada orang yang membuatnya nyaman dan tenang sepertii Teetee atau saat situasi kepepet seperti tadi yang mengharuskan otaknya berpikir cepat, dalam keadaan normal ia kadang sulit menyusun kalimat karena itu ia selalu merasa dirinya aneh

“apa ada yang pernah mengejekmu bicara?” tanya Tutor curiga dan Yim mengangguk pelan

“waktu kecil ibu dan ayahku bilang, aku aneh kalau bicara, atau bicaraku tak jelas dan aku lamban bicara dan melakukan segala hal” jawabnya pelan, jadi orang tuanya sendiri yang menanamkan rasa minder itu padanya

“orang tuamu sendiri? Jadi kau takut dan ragu-ragu bicara pada orang lain?” tanya Tutor dan Yim mengangguk

“mereka hanya menyukai kakakku, kakakku yang sempurna, tetapi dia sudah meninggal, mereka sedih dan tak berharap banyak padaku” tunduk Yim

“dikeluargamu saja kau masih dikeculilkan apa lagi orang lain” balas Tutor duduk diatas bebatuan dan Yim hanya mengangguk pelan. Diam-diam Tutor malah tersenyum, ini pertama kalinya ia mengobrol normal bersama Yim. Biasanya yim sangat menyebalkan seperti orang bisu dan kucing penakut padanya.

“lukamu, itu terbuka dan bisa infeksi?” tanya Yim

“ah iya, sakitnya baru terasa sekarang” ringis Tutor menunduk, Yim mendekat kearah Tutor yang sedang duduk bersandar dibebatuan

“luka yang dalam, ini akan membekas permanen” khawatir Yim saat membuka baju Tutor dan melihat lukanya

“akh, itu nyeri sekali” keluh Tutor saat Yim membersihkannya dengan air jernih dari mata air yang berada didekat mereka

Back To 2007 (TutorYim Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang