Chapter 29 {END}

783 78 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.

Kongjiro tersenyum senang saat Teetee mengunjunginya, ia bisa melihat Teetee sungguh-sungguh meminta maaf dengan tulus. Teetee bahkan datang sambil membawa banyak hadiah dan bingkisan untuknya dan adik-adiknya dipanti.

“terima kasih” senang Kongjiro

“aku minta maaf, aku sangat malu” cangung Teetee mengingat betapa kekanakannya ia membully Kongjiro

“tidak apa-apa, lupakan saja yang lalu-lalu”

“tapi sekarang kita bisa jadi temankan?” tanya Teetee

“kau mau berteman denganku?” Kongjiro malah bertanya balik

“apa aku tak pantas?” Teetee malah kecewa

“bukan! bukan begitu, tapi aku hanya anak panti…”

“tidak ada hubungannya dalam pertemanan” Teetee memaksa menyalam tangan Kongjiro memutuskan berteman

“ada apa dengannya?” bisik Yim pada Tutor, ia bingung sendiri pada anaknya, pada hal ia tau Teetee itu sangat keras kepala

“aku juga tidak tau, tapi bukankah bagus? Dia sudah berubah jauh lebih baik” jawab Tutor

“ya kau benar juga”

.
.


Yim dan Tutor hanya bingung akan tingkah Teetee, semenjak sadar, anak itu berubah drastis, dia lebih bijak, manja, dan seolah memahami perasaan orang lain

“makanan mama selalu enak” ucap Teetee yang saat ini mereka makan malam bersama

“kau sering memakannya Tee” heran Yim

“ngomong—ngomong, saat remaja, mama sangat cantik dan imut, kalau papa pas-passan” ejek Teetee, Yim menahan tawa sedangkan Tutor tak terima

“asal tau saja, waktu sekolah aku idola sekolah” balas Tutor, ia juga bingung sejak kapan Teetee bisa mengejeknya begini

“tapi jahat” gumam Teetee pelan yang tak mampu didengar kedua orang tuanya

“apa? Kau bilang apa barusan?” tanya sang ayah

“tidak ada”

“kau pintar mengejekku sekarang, lama-lama kau jadi batu” ancam Tutor, dan Yim tak bisa tak tertawa akan tingakah suami dan anaknya

“oh iya Tee, kau sudah tujuh belas tahun, kau harus tau tentang semua masa lalu bisnis kita, bagaimanapun kau akan meneruskannya kan?” tanya Tutor mulai bicara dengan serius

“aku tak mau dengar dan tak mau tau semua cerita bisnis masa lalu mama maupun papa” ucapan Teetee membuat Yim dan Tutor menghela nafas, Teetee selalu seperti itu tak mau mendengarkan mereka

“aku tidak peduli masa lalunya. Tapi, apapun bisnis keluarga ini, entah bisnis bersih maupun kotor sekalipun, entah bekerja dengan cara yang baik maupun licik, papa tak perlu repot-repot  menjelaskannya. Aku akan melanjutkan dan mengambil ahli  bisnis ini ketika aku dewasa nanti demi keluarga kita” lanjut Teetee membuat Tutor dan yim terkejut, ia tak menyangka anaknya bisa berkata seolah-olah memahami maksud mereka

Back To 2007 (TutorYim Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang