.
.Berjalannya rumah tangga tak selamanya mulus, Tutor nampak frustasi karena anaknya tumbuh dengan arogan dan membawa sifat lamanya, ia tak tau siapa yang harus ia salahkan, mungkin itu karmanya. Ia menutupi semua masalah anaknya dari istrinya, ia tak mau Yim bersedih, Ia sudah bersumpah tak akan membiarkannya menangis sedih lagi. Ia juga meyanyangi putranya, teramat menyayanginya sampai ia tak ingin anaknya dalam masalah, walau cara kotor sekalipun, ia akan menyelamatkannya.
Sampai suatu hari, ia tidak bergerak cepat, putranya terlibat pembullyan disekolah, dan Yim sangat trauma akan hal itu. ia tak pernah menyangka putranya akan melakukan pembullyan, ia pernah merasakannya, dan sekarang putra kesayangannya melakukan hal yang ia benci.
“ma, aku sudah meminta maaf pada Kongjiro, apakah aku harus berlutut dan mencium kakinya agar mama tak marah lagi?” tanya Teetee, ia jadi tak nafsu makan dengan makan malamnya. Tutor merasa pusing seketika, ia merasa kacau dan tak ingin dalam situasi ini. ia hanya bisa memijat pelan dahinya.
“aku tidak pernah berpikir akan melahirkan seorang pembully Tee” akhirnya ibunya buka mulut dengan kata-kata kekecewaan
“ma ini hanya masalah sepeleh disekolah, banyak kok pembullyan disekolah dan biasa-biasa saja, hal wajar saja bagi anak jaman sekarang, itu salahnya karena terlalu lembek. Kenapa mama sangat berlebihan? Mama tidak harus berkata seolah-olah kecewa melahirkanku!”
“Tee tenang” Tutor berusaha menghentikan anaknya yang mulai memberontak
“apa kau sama sekali tidak merasa bersalah Tee? Kau sudah menghancurkan hidupnya! Kau menghancurkan mentalnya bahkan seumur hidupnya akan menderita karena ulahmu! Dan kau berkata bahwa itu hal yang wajar?” tangan Yim mulai bergetar seolah menahan kegelisahan dalam hati dan ingatannya, melihat hal itu Tutor berdiri dan memeluknya
“mama membela Kongjiro sialan itu? mama memerahiku hanya karena dia? Menyebalkan!” Teetee melempar sendok makan dengan kesal kemeja makan lalu berdiri pergi dari sana, ia bersumpah menemukan Kongjiro malam ini juga dan menghajarnya habis-habisan. Ia mengabaikan teriakan ayahnya yang sedang sibuk memeluk dan menangkan ibunya yang kini menangis keras dengan tubuh yang bergetar, ia bahkan tidak tau dan tidak peduli bahwa ibunya beregetar merasa ketakutan seolah masa lalu berputar dalam ingatan kelamnya.
“Sayang tenanglah, tenang, aku disini, tidak akan ada siapapun yang berani menyakitimu, aku disini. Aku bersumpah tidak akan membiarkanmu terluka apapun” ucap Tutor berulang kali menyadarkan Yim dalam pelukannya yang nyaris hilang kesadaran karena sulit bernafas.
.
.Teetee mengambil kunci mobil hadiah ayahnya, mengendarainya dengan kecepatan tinggi karena amarah menguasainya, dalam hatinya ia mengutuk dan menyumpah serapahi Kongjiro dan akan menemukannya malam ini untuk memberinya pelajaran. Tak butuh waktu lama ia berhenti dihalaman panti asuhan dimana Kongjiro tinggal.
Karena terburu-buru, cuaca gelap karena minimnya pencahayaan panti, serta jalanan yang licin membuat Teetee tersandung dan jatuh, kepalanya terbentur keras dengan kerikil jalan, sebelum ia hilang kesadaran, sama-samar ia bisa melihat Kongjiro berlari kearahnya dengan panik menerobos hujan deras sambil memanggil-manggil namanya, hingga semua gelap dan ia tak adarkan diri dalam pelukan Kogjiro yang sangat khawatir padanya.
,
.Tutor menyetir menerobos hujan bersama Yim yang terus berdoa disebelahnya, mereka mendapat kabar dari panti asuhan Kongjiro bahwa Teetee terjatuh dan kepalanya terbentur, tak sadarkan diri lalu mereka membawanya kerumah sakit terdekat.
Yim tak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri, ia terus menangis dalam doanya. Ia takut terjadi sesuatu pada Teetee. Tutor membawa mobilnya masuk kearea parkir rumah sakit, dan mereka berlari memasuki rumah sakit itu.
Yim merasa kedua kakinya lemas seketika melihat Teetee diruang gawat darurat dan ditangani oleh dokter dan tenaga medis lainnya. Mereka bilang, anaknya hanya terbentur bebatuan kerikil, tapi kenapa separah ini?
Kongjiro menunggu, ia menunduk sedih. Ia juga jadi menyalahkan dirinya sendiri. Ia juga berdoa tanpa henti untuk kesalamatan Teetee.
.
.Teetee membuka matanya, hal pernama yang ia lihat adalah langit-langit kamar rumah sakit, kepalanya terasa pusing.
‘apa aku sudah benar-benar kembali?’ batinnya, ia menoleh dan menemukan ibunya tertidur menunggunya sambil duduk disebelah tempat tidur, sedangkan ayahnya tertidur disofa kamar, sepertinya mereka berdua kurang tidur
“mama…papa….” rasanya Teetee ingin menangis, dia benar-benar kembali. Ia sangat merindukan ayah dan ibunya. Yim merasakan pergerakan Teetee dan ikut terbagun, ia senang anaknya sudah sadar dan melewati masa kritisnya
“Tee! Berhenti selalu menakutiku!” tangisnya, ia refleks memeluk anaknya dan Teetee juga memeluk ibunya dengan erat
“maaf ma, aku benar-benar minta maaf, aku tak akan buat masalah apapun lagi” tangisnya
“Tee!!” senang Tutor, ia dengan cepat berdiri dan memeluk mereka.
.
.
.“jadi aku kritis semalam?” tanya Teetee saat dokter selesai memeriksa keadaanya
“ya semalam kau jatuh didepan panti asuhan, dan untungnya pagi ini kau bangun dan baik-baik saja, kau membuat kami sangat khawatir” keluh Tutor
‘semalam? Hanya semalam? Tapi kenapa aku berbulan-bulan dimasa lalu mereka’ batin Teetee, ia juga tak melihat malaikat maut itu lagi
“oh iya, dimana kongjiro? Aku ingin minta maaf padanya” tanya Teetee, membuat Tutor dan Yim saling berpandangan bingung, apa yang terjadi pada anak nakal mereka? Dalam semalam dia jadi berubah drastis.
“setelah kau sembuh dan keluar rumah sakit, kita akan mengunjuginya untuk meminta maaf dengan tulus” usul sang ayah dan Teetee mengangguk setuju.
.
.
.
.Tbc (Berikan Vote :’)
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To 2007 (TutorYim Family)
FanfictionBoyslove, YAOI! Mpreng, 18+ 🔞. TutorYim ❤ Summary : Teetee anak yang nakal, hobbynya membully disekolah bersama teman-temannya dan menindas Kongjiro. Sampai akhirnya ia mendapat karma, dan hidupnya diambang kematian. Ia diberi kesempatan sekali lag...