Chapter 4 (Papa?!)

493 57 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Teetee memakai seragamnya, ia akan mengikuti ucapan malaikat maut untuk masuk sekolah, selain itu ia juga penasaran dan ingin bertemu dengan ayah ibunya. Sekarang ia berjalan menuju kelas sang ibu, menurut malaikat itu, ia memasukannya dikelas yang sama dengan ibunya. Dan benar saja, saat ia berdiri didepan pintu, wali kelas yang ada didalam kelas langsung menyambut dan memperkenalkannya sebagai siswa baru. Hal mustahil dan gila bagi Teetee bahwa malaikat maut itu bersungguh-sungguh dengan semua rencananya.

Yim menatapnya dengan tatapan syok, ia tak menyangka bahwa anak yang kemarin menolongnya adalah siswa baru dikelasnya. Teetee berjalan kebelakang, bangku kosong disudut paling belakang tepat disebelah jendela, baginya akan leluasa melihat semua dalam kelas bahkan luar kelas.

Teetee melirik ibunya, ternyata sangat berbeda. Di masanya, ibunya sangat cerewet, terus mengomel, dan suka tertawa. Tetapi dimasa ini, ibu pendiam, selalu menunduk pada hal wajahnya cantik dan mengemaskan. Awalnya semua berjalan normal, ibunya ternyata pintar, hanya saja sulit untuk berkomunikasi.

Teetee kesulitan, materi dijaman ini tergolong sulit dan gurunya juga tidak menarik menjelaskan, dijamannya gurunya tak seserius ini dan mereka bisa belajar santai. Bell istirahat bagaikan bell surga bagi Teetee, ia berasa bebas dari beban belajar yang membosankan dan kaku.

Baru saja Teetee akan berdiri dibangkunya, sekitar empat siswa berdiri dan berdiri melingkari meja Yim dengan tatapan tajam

“kerjakan PR kimiaku, harus jadi dalam 30 menit!” paksanya melemparkan buku tugas kimia kewajah Yim

“PRku juga!” dan yang lain ikut-ikutan memperlakukannya seperti sampah, tentu saja hal itu tak Teetee terima, yang membuat Teetee bingung, kenapa ibunya diam saja dan tak melakukan perlawanan

“itu PR kalian? kenapa menyuruhnya?” tanya Teetee hingga mereka kini melihat Teetee

“oh anak baru, kau mau jadi pahlawan? Kusarankan kau diam saja atau kau akan berakhir seperti si idiot ini” sarannya

“ck, sampah! Kau kira aku takut denganmu?” geram Teetee berdiri dari bangkunya, rasanya ia ingin menangis tak terima ibunya diperlakukan seperti itu, ia sudah akan menghajar salah satu dari mereka namun tiga siswa lain yang cukup kuat darinya menahan pergerakannya dari arah belakang hingga sulit bergerak, akibatnya beberapa siswa bebas memukulinya

“jangan! Jangan! Aku saja!” entah mengapa Yim merasa begitu panik, kaki dan tangannya bergerak sendiri berusaha melindunginya, itu adalah kalimat panjang dengan nada keras yang pertama kali ia keluarkan selama bersekolah disana

“HENTIKAN!” Teriak Yim dan entah keberanian dan kekuatan dari mana ia mendorong siswa yang memukuli Teetee

“kau bisa melawan juga?” mereka menghentikannya dan melepaskan Teetee lalu menatap mengejek Yim. Hal ini membuat Teetee menyadari bahwa seisi kelas mengecilkan ibunya dan ibunya tak memiliki satupun teman.

Back To 2007 (TutorYim Family) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang