::: Masih Berlanjut

102 11 8
                                    

🌺Vote&Coment🌺
Happy Reading!
.
.
.
.
.

Begitu berita mengenai rumah kemalingan tersampai, Jay bersama kedua orang tuanya bergegas pulang. Acara liburan yang harusnya tersisa tiga hari lagi lantas mereka batalkan.

Kini, satu setengah jam sudah diperjalanan menuju pulang. Dengan lihai dan hati-hati Jay menyetir. Ia usahakan cepat namun selamat sampai tujuan.

Beberapa menit yang lalu, baru saja ayahnya bersama ayah Choi Sehati berkomunikasi lewat sambungan telepon. Untuk sementara, terpaksa mereka mintai bantuan kepada keluarga Choi Sehati itu dahulu. Mereka percayakan pada keluarga tersebut untuk menghandle keadaan dirumah mereka.

Tentu dengan senang hati tetangga baik itu membantu.

Kini, Junkyu dan Hyunsuk bersama polisi telah berada di rumah Jay. Beberapa menit yang lalu ada sang ayah juga disana, namun kini pria itu sudah kembali ke rumah sendiri sebab disana juga belum beres sepenuhnya.

Sebagai kepala keluarga, Ayah Siwon bertanggung jawab penuh pada kediamannya.

Hendak masuk ke dalam rumah, Ayah Siwon bertemu Jihoon yang baru saja kembali selepas membantu polisi memasukkan satu orang pelaku ke dalam mobil. Sama-sama ingin memasuki rumah. Berjalan mereka bersisian menuju ke dalam.

Ayah Siwon lihat-lihat wajah anaknya itu ternyata belum diobati.

"Kenapa nggak diobati?"

Jihoon menggeleng santai. "Bencol doang kok, Yah. Nggak parah."

Ayah Siwon menggeleng singkat. Tak suka pada pemikiran anaknya yang tampak menyepelekan luka sendiri. "Obati dulu baru keliaran kesana-kemari." titahnya tegas tak ingin dibantah.

Baru saja mulut Jihoon mangap ingin bersuara, Doyoung lebih dulu menyela.

"Bang Jihoon bencol dikepala lo gede banget. Gak mau diobatin dulu?" Doyoung meringis ngeri. Ia hendak menuju keluar rumah lalu bertemu Ayah dan Abangnya.

Jika boleh jujur, sebenarnya ia hendak tertawa. Semampunya Doyoung tahan sebab ia paham kondisi tak mendukung. Keadaan abangnya itu justru harus dikasihani dan disayang-sayang, jangan dulu dinistakan.

"Ngeyel anaknya dek, sana seret suruh obatin dulu." Sang ayah yang menyahut, ia dorong bahu Jihoon ke arah Doyoung. Doyoung sambut dengan menarik tangan Jihoon menuju kedalam, tujuan awalnya ia batalkan. Berdua ia berjalan bersisian, sementara sang ayah mengekor di belakang.

"Ck." Jihoon menyikut perut Doyoung. "Gue bisa jalan sendiri ye! Lagian ... Gue tuh gak papa. Gak usah lebay."

Perdebatan didepan sana, Ayah Siwon tonton sembari menggeleng-geleng pelan. Ketika sampai pada tangga, berbelok ia ke arah sana, ingin menuju ke atas untuk memeriksa keadaan disana.

Begitu tiba disana. Ia melihat Yoonbin dan Yoshi bersama dua orang polisi tengah berbincang. Lantas ia hampiri orang-orang itu.

"Masih ada lagi?" tanya Ayah Siwon.

"Katanya ada satu orang lagi, Yah. Asahi bilang didalam kamar mandi. Tapi kita belum tau kamar mandinya siapa." ujar Yoonbin menjelaskan.

Kebetulan Asahi dan Haruto tak memberitahu letak pastinya. Kedua anak itu terlihat kurang yakin, katanya saat pertempuran tadi mereka terdesak hingga akhirnya masuk kamar siapa saja, tanpa melihat-lihat dengan jelas milik siapa ruangan tersebut. Ditambah tak adanya penerangan mumpuni.  Keduanya mengaku kesusahan.

Semua kamar dan ruangan di lantai atas mereka geledah satu persatu bersama para polisi yang bertugas. Tadi ada Jaehyuk, Doyoung, dan Mashiho membantu, sekarang ketiga anak itu sudah berpencar,  menuju ruangan belakang memeriksa tempat itu bersama beberapa polisi lainnya.

Siblings Goals pt 2| Treasure Ft. Yoonbin | TREASURE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang