::: Singa Berbulu Rainbow

123 14 4
                                    

🌺Vote&Coment🌺
Happy Reading!
.
.
.

"Dam, lo gak papa?" Jaehyuk menoleh ke belakang sekilas, guna memastikan adiknya baik-baik saja.

Yedam mengangguk samar. "Paling cuma bibir gue doang sih yang nyut-nyutan. Sialan emang." Sorot Yedam menatap tajam ke arah seseorang yang menjadi alasan robeknya bibir seksi itu.

Orang yang bahkan dengan tak berdosanya mengambil barang-barang berharga di rumah mereka. Mengambil apapun yang menarik dengan binar mata bahagia, mereka seolah tak mengenal apa itu dosa dan tak memahami arti kata hak milik orang lain.

Kuping kedua kakak beradik itu panas sekali kala mendengar seruan-seruan penuh binar dari mereka yang bahkan tak bisa lagi disebut sebagai maling, melainkan merampas. Mereka terlalu terang-terangan.

Dan Yedam benci mengakui kekalahannya hingga berakhir disergap seperti ini saling memunggungi bersama abangnya, Jaehyuk.

Pandangan mata Jaehyuk lurus ke depan, tepat kepada seseorang yang ia duga sebagai ketua komplotan. Semua gerak-gerik orang itu ia pantau. Menerka-nerka apa yang sekiranya orang itu komando pada tiga orang anak buahnya. Tak berselang lama, mereka kecuali sang ketua berhamburan menuju lantai atas.

Gawat, ini benar-benar gawat. Ada Asahi dan Haruto di sana. Mata Yedam melotot kala tiga orang itu melewatinya begitu saja. Menaiki anak tangga satu persatu.

Jaehyuk berdecak jengkel. Jangan sampai Asahi dan Haruto bernasib sama seperti mereka berdua. "Ck, sialan. Kita harus gimana, Dam?" Maki kekesalan Jaehyuk begitu pelan, tak mungkin kan ia katakan secara terang-terangan, bahkan si ketua komplotan kini berderap ke arah mereka berdua. Yang paling mengerikan orang itu membawa senjata tajam.

Ekspresi panik, marah, dan jengkel menjadi ramah dalam sekejap. Jaehyuk seolah begitu santai menghadapi kemungkinan bahaya di depannya.

"Eh tong, menurut lo apa lagi yang harus kita bawa?" ujar sang ketua maling bertanya. Pertanyaan kurang ajar yang terdengar begitu ramah nan bersahabat, oh tentu jangan lupakan senjata tajam andalannya yang ditunjuk-tunjuk tepat pada wajah tampan Jaehyuk.

Yedam yang sedari tadi rela melongakkan kepala ke belakang guna melihat Jaehyuk dan si ketua komplotan, dibuat geram hati hingga ke ubun-ubun.

Jaehyuk mengulas senyum ramah. Dengan tangan yang disergap di belakang badan dengan tali yang melilit, Jaehyuk menepuk pinggang Yedam dengan gerakan terbatas, memperingati untuk tak bersikap gegabah. Sorot Jaehyuk setia memandang pada ketua komplotan.

"Hehe ... Kalo menurut saya sih om, lukisan di ruang tamu, letaknya yang paling tengah, yang bentuknya gambar singa rainbow itu looh ... Itu lukisan khodam saya om hehe ... Kalau dijual mahal banget pasti." celoteh Jaehyuk.

Sang ketua maling nampak tertarik. "Khodam? Kamu punya khodam?"

"Oh jelas. Singa jantan berbulu rainbow, keren banget kan ... Kalo khodam om apa?"

"Waah!"

"Saya belum tau khodam saya apa, cara cek nya bagaimana? Kamu bisa?" lanjut sang ketua itu semakin tertarik. Senjata tajamnya sudah diturunkan tanpa sadar, Jaehyuk terkekeh lega.

"Ooh tentu. Om mau cek sekarang?" tanya Jaehyuk. Membuat sang ketua maling mengangguk cepat.

"Caranya bagaimana?"

"Sini om deketan dikit," pinta Jaehyuk yang diikuti tanpa bantahan. Wajah sang ketua maling nampak bertanya-tanya, ia berjongkok mensejajarkan tingginya.

"Mana sini tangan om, saya mau cek garis takdirnya dulu. " Sang ketua mengulurkan tangan kirinya. "Keduanya om." pinta Jaehyuk, ketua maling itu memprotes banyak mau.

Siblings Goals pt 2| Treasure Ft. Yoonbin | TREASURE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang