20. Executing the Plan

66 14 2
                                    

Jangan lupa follow~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow~~

Tandain typo~~

Hari evaluasi untuk pekan ini telah tiba, matahari memancarkan sinarnya begitu indah.

Tetapi itu tidak berlaku untuk keempat siswa yang terlambat bangun pagi ini, tentu saja gerbang sekolah sudah ditutup apalagi ini masih pekan ujian.

"Aduh, gimana nih gerbang udah tutup? Mana gak ada satpam lagi." Mahen mencari keberadaan satpam yang biasanya selalu ada di pos gerbang.

"10 menit lagi ujian mulai." Naje juga merasa panik saat ini.

Abang tukang bakso marilah kemari ku mau beli~~

Sebuah suara terdengar jelas di indra pendengaran mereka, "Suara apaan tuh?" Tanya Kenzi.

"Suara hp gue, ada yang nelpon." Naje mengambil ponsel yang berada di dalam sakunya.

Ia melihat nama "Azengym" tertera di layar, itu adalah nama yang diberikan Naje untuk menyimpan nomor hp Azen di ponselnya.

"Halo, Zen? Lo dimana woy? Ninggalin kita di asrama gak bangunin."

"Sst, ini gue Juna, ke pager samping cepet!"

Mendengar perintah dari Juna, Naje memberitahu yang lain untuk segera pergi ke pagar samping.

Ketika sudah melihat Juna yang sedang berdiri menunggu mereka di pintu pagar, Naje melambaikan tangannya.

"Kagak usah say hi, cepet masuk keburu ada yang liat!"

"Iya-iya."

Dengan hati-hati mereka berlima menyelinap masuk ke dalam gedung sekolah, mereka menelunsuri lorong-lorong dengan hati-hati.

Akhirnya mereka bisa masuk kelas masing-masing dengan aman, ternyata mereka sudah menyusun rencana dari awal untuk mengantisipasi ada yang terlambat datang ke sekolah, karena setiap pekan ujian apalagi di hari sabtu, rawan terlambat bagi para siswa.

"Anjir lah, keren banget gue bisa masuk kelas dengan aman." Haikal bernapas lega, untung saja aksi mereka berhasil tanpa hambatan.

"Bukan lo aja kalik, setengah kelas ini telat semua, lo aja yang terlalu bangga, tuh liat dua meja belakang masih gak ada orangnya, meja paling depan pojokan itu juga belum dateng." Ujar salah seorang teman.

"Wow, the power of hari Sabtu."

"Yang lain mana?" Tanya Naje kepada salah satu teman kelasnya.

"Azen, ketua kelas sama yang lain lagi bantu murid yang telat, katanya kelas sebelah yang dateng baru setengah."

"Kenapa ya setiap hari Sabtu pas lagi ujian ada aja dari kita yang telat." Ujar Mahen terheran-heran.

"Hari keramat."

"Masuk akal."

*SEVEND*

Seven DreamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang