19. Noraebang Time and Azen's Plan

45 9 10
                                    

Jangan lupa follow~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow~~

Tandain typo~~

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.23 malam, seharusnya para trainee sudah selesai latihan, tetapi mereka lebih memilih untuk mencoba mesin karaoke baru dari agensi.

Semua mencoba mesin itu dengan semangat, ada yang menyanyikan lagu galau, lagu berisik, lagu Indo, dan lagu berbahasa asing.

"Buset suara gue bagus banget." Haikal dengan bangga memuji dirinya sendiri.

"Halah, disini bagus pas tampil paling malu-maluin." Ujar Arga, salah satu trainee yang sering dipuji karena nyanyiannya yang indah serta tariannya yang sempurna.

Bakat dan visual menjadikan dirinya dikenal oleh banyak orang bahkan sebelum mengikuti audisi, Arga juga berasal dari kalangan atas yang membuatnya mudah untuk berlatih di berbagai tempat.

"Idih, orang gue gak ngomong sama lo, nyaut-nyaut." Haikal memasang tatapan sinisnya.

"Fakta, peringkat gue selalu lebih tinggi dari lo, lagipula gue yakin gue bakal masuk line up debut nanti."

"Dih, pede banget lo, ntar kalo kagak debut mau ditaroh dimana muka lo?"

"Gue ngomong karena gue yakin, jangan nangis kalo lo keluar minggu ini."

"Gak bakal, gue bisa debut dengan usaha gue sendiri, bukan kayak lo, kepedean bisa debut, paling kalo kagak masuk line up nyogok agensi."

"MAKSUD LO APA, NJING?!" Arga mulai tersulut emosi.

"Lo yang mulai asal lo tau." Haikal merasa ia tidak berbuat salah, lagipula Arga yang mengawali semua ini.

Perdebatan mereka berdua mengundang atensi dari semua orang yang ada disana.

Naje yang kebetulan berdiri tak jauh dari Haikal langsung mendatangi sahabatnya itu.

"Kenapa?" Tanya Naje khawatir.

"Nanti gue cerita."

Banyak pasang mata memandangi mereka berdua, lebih tepatnya percaya kepada Arga dan sinis kepada Haikal.

Karena Arga selalu memakai "topeng" saat bersama teman-temannya, pasti banyak yang berpikir Arga adalah korban sedangkan Haikal adalah pelaku.

"Eh ada apa nih?" Mahen maju ke tengah-tengah mereka semua.

"Paling si Haikal yang mancing-mancing, Arga kan jelas gak mungkin." Bisikan itu terdengar oleh Haikal, membuatnya terkekeh, hanya karena "topeng" palsu mereka jadi menutup mata.

Haikal berbalik menatap orang itu, "Kalo lo gak tau apa-apa kagak usah sok tau."

Mahen menepuk pundak Haikal, "Pak Angga pasti bentar lagi kesini, kita pergi aja."

Seven DreamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang