24. House

97 11 30
                                    

Jangan lupa follow~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow~~

Tandain typo~~

Yukk pencet bintang di kiri bawah duluu, biar aku tambah semangat up!!

Happy Readingg

Sebuah rumah yang terbilang cukup mewah, dengan cat tembok yang di dominasi warna putih, serta halaman rumah seluas rumah itu sendiri.

Di depan sebuah pintu besar berwarna coklat, disini lah Kenzi berada, sudah lebih dari 10 menit ia berdiri disana, tetapi masih enggan mengetuk pintu apalagi masuk ke dalamnya.

Rumah yang biasanya selalu ingin ia kunjungi, sekarang menjadi tempat yang paling ingin ia hindari.

Kenzi berada disini juga bukan atas kemauan sendiri, tetapi karena paksaan dari teman-temannya, mereka membujuknya karena mamanya menelepon meminta Kenzi pulang.

"Den Kenzi?" Panggilan dari seorang wanita membuyarkan lamunan Kenzi.

Ia menoleh, menatap wanita yang sudah berumur tetapi masih terlihat muda, "Iya, bi."

"Kok gak masuk? Dari tadi nyonya sama tuan nunggu den Kenzi di ruang tamu."

"Baru mau masuk."

Asisten rumah tangga yang menyapanya tadi bernama bi Mai, Kenzi cukup dekat dengannya karena bi Mai sudah bekerja disini sejak sebelum Kenzi lahir.

"Den, gak mau ketemu Den Kevin ya?"

Tepat sasaran, ucapan bi Mai sangat relate dengan situasi sekarang, alasan Kenzi enggan memasuki rumah memang karena tidak mau bertemu kakaknya.

"Den Kenan baru pulang setelah 3 tahun, nyonya sama tuan pasti kangen bisa kumpul dengan anggota keluarga lengkap, memangnya den Kenzi gak mau bikin nyonya seneng?"

Kenzi membuang napas kasar, "Ken masuk dulu ya, bi." Ujarnya, lalu ia mengetuk pintu lalu masuk ke dalam.

Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah sebuah living room yang luas, serta seluruh anggota keluarga yang sedang berkumpul disana, bahkan ada ipar dan keponakannya juga.

"Ma, Pa?" Kenzi menghampiri mereka berdua dan menyalimi mereka satu persatu, tetapi bukan menyapa abangnya, Kenzi lebih memilih langsung pergi menunu kamarnya.

"Aku ke kamar dulu, ma."

"Kenzi, kita kumpul-kumpul dulu disini, lama loh kita gak ketemu, udah 3 tahun semenjak kakak kamu ke luar negeri." Mama Kenzi mencegah anak bungsunya supaya tidak jadi pergi.

"Capek, mau istirahat."

"Makannya jangan keluyuran mulu, ngrepotin mama sama papa, ninggalin mereka di rumah, malah pilih tinggal di asrama, jadi idol katanya, lo gak akan pernah bisa."

Ucapan merendahkan dari Kevin--kakaknya Kenzi, sangat menusuk hati, tetapi Kenzi berusaha untuk menahan diri.

Ia berputar lalu mengambil posisi duduk yang paling jauh dengan Kevin, ia benar-benar tidak ingin bicara dengan saudaranya itu.

Seven DreamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang