28. Kebenaran

160 23 22
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow

Kalian kalo mau dm silahkan, aku seneng kalo bisa kenalan sama kalian

Kalian vote sama komen juga dong, biar nambah semangat buat aku publish bab baru

Tandain typo~~

Aidan terdiam di sel yang ditempatinya, ia memikirkan tawaran dari dua orang yang datang menemuinya tadi.

"Apa gue terima aja ya? Nguntungin sih buat gue."

"Dia bilang lusa bakal balik kesini, gue terima aja lah."

Aidan melihat jam menunjukkan pukul 21.21 malam, Aidan merebahkan tubuhnya di lantai yang hanya beralaskan karpet, ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut tipis yang bahkan tidak bisa menutupi sampai kakinya.

"Saudara Aidan." Panggil salah seorang polisi.

"Ck! Apalagi sih? Ganggu orang mau tidur aja." Ujarnya dalam hati, Aidan terpaksa berdiri dari tempatnya, berjalan menuju pak polisi yang sudah menunggu dari luar sel tahanan.

"Kenapa?"

"Ada tamu untuk anda."

"Siapa sih yang dateng malem-malem begini?" Gerutunya, "Awas kalo gak penting."

Aidan diantar kembali ke ruangan penjengukan, ia melihat Arga yang sedang duduk menunggu dirinya.

"Lo ternyata."

Arga berdiri, lalu ia menatap Aidan dari atas sampai bawah, kemudian ia tertawa, "Ternyata lo cocok pake baju begitu."

"Mau apa lo kesini?"

"Lo tau gak kenapa lo bisa mendekam disini?"

Aidan menautkan alis, "Maksud lo?"

"Orang yang udah fitnah lo itu gue, gue yang konsumsi narkoba, tapi lo yang kena hukumannya."

Aidan menggertakkan giginya, "Lo jangan main-main sama gue." Ia menahan amarah yang sudah siap meledak kapan saja.

"Iya, gue suruh orang buat rekayasa semuanya, dan waktu pemeriksaan, gue tuker nama lo jadi nama gue, dan gak ada yang sadar karena gue main dengan rapi."

"KENAPA LO LAKUIN INI SAMA GUE?!"

"Lo tau bokap gue kan? Asal lo tau gue bukan anak kandungnya, bokap gue mau cari siapa anak kandungnya, dan lo tau? Lo itu anak kandung bokap gue."

"Gue gak mau kehilangan semua harta yang udah gue punya sekarang, kenapa gue bisa tau kalo lo itu anak kandungnya?"

"Gue ke kantor bokap dan nemuin foto, gue kepergok sama dia pas liat itu foto, bokap gue cerita sebenernya waktu kecil gue pernah ketuker sama bayi lain, dia juga bilang bakal cari tau dimana anak kandungnya."

"Jadi kalo lo mendekam disini, papa gue gak bakal nemuin lo, dan dia gak mungkin dong nerima anak kriminal kayak lo."

BUGH

BUGH

BUGH

Tiga pukulan keras mengenai wajah Arga, Aidan pelakunya, ia tidak terima apa yang sudah dilakukan Arga kepadanya, padahal selama ini ia menganggap Arga itu teman dan sahabat, tapi ini balasannya?

Petugas polisi langsung menghampiri mereka setelah mendengar keributan.

"Saudara Aidan, anda dimohon untuk tidak membuat keributan disini!"

"PAK, DIA PELAKUNYA PAK, DIA KONSUMSI NARKOBA PAK, SAYA GAK SALAH!"

"Anda dimohon untuk diam, ikut saya ke sel tahanan sekarang!" Polisi menyeret paksa Aidan menuju sel tahanannya.

Sementara itu, Arga tersenyum penuh kemenangan, ia meninggalkan kantor polisi dengan wajah gembira.

"Gue gak akan biarin lo ketemu papa, Dan, meski lo temen gue, gue lebih pilih kekuasaan gue sekarang."

*SEVEND*

Dua orang pria sedang berada di kamar mandi, mereka bukan ingin membuang hajat tapi ingin membahas tentang rencana mereka.

"Menurut lo, dia bakal nerima gak?"

"Gue rasa dia bakal terima."

"Harusnya Arga kesana malam ini."

"Iya, gue juga gak liat dia habis latihan tadi."

"Bagus, dia udah masuk jebakan."

"Ternyata lo licik juga ya?"

"Karena dia yang mulai duluan."

Ceklek

Pintu kamar mandi dibuka dari luar, menampilkan sosok Haikal yang hendak ke kamar mandi, "Kalian ngapain?"

"Ngaca, mengagumi muka gue yang ganteng maksimal."

"Idih, kepedean lo."

"Sana masuk! Ntar ngompol."

"Lo kali ngompol." Haikal memasuki salah satu bilik toilet.

Dirasa situasi sekarang sedang tidak aman, salah satu dari mereka mengajak untuk keluar dari kamar mandi.

"Keluar."

*SEVEND*

👋🏻👋🏻 Yeorobun Annyeong 👋🏻👋🏻

Pakabar gess

Part ini terlalu sedikit, kebanyakan, atau pas nih?

Kalo alurnya kayak gini nyambung gak sih? Takutnya kalian gak suka baca yang ada kasus kayak Aidan gitu

Tapi itu belum selesai kok, masih ada titik terangnya dan plot twist yang pastinya gak kalian sangka

Jangan lupa vote sama komen yaaa

Babay 👋🏻

Seven DreamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang