UP Pagi sesuai janji. Karena alhamdulillah semalam rame. 🤗🤗🤗
.
Setelah menjalani operasi selama 5 jam lebih. Akhirnya peluru yang bersarang di dalam otak kecil Tristan berhasil diangkat oleh tim dokter. Operasi beresiko yang sayangnya memiliki rasio keberhasilan dan kegagalan yang sama.Tristan sudah dibawa masuk ke dalam ruang ICU. Untuk sementara waktu, belum ada yang boleh menjenguk atau menemui lelaki itu sama sekali. Hanya tim dokter dan perawat yang bertugas saja. Yang diperbolehkan untuk masuk.
Helena sendiri yang keluar dan menemui pihak keluarga Tristan yang sudah menunggu di depan ruang ICU. Menggantikan tugas Dokter Devon untuk memberikan penjelasan mengenai kondisi Tristan.
Yuanita sudah terlihat sangat berantakan dan tidak karuan. Wajahnya yang biasa selalu terlihat cantik nan elegan itu kini terlihat sangat lusuh dan pucat. Wanita paru baya itu sama sekali tidak meninggalkan rumah sakit meski untuk sekedar membasuh wajah.
Disamping Yuanita ada Baskara, Papi kandung Tristan yang juga sudah sama lusuhnya.
Kedua paru baya itu langsung berdiri dan mendekati Helena. Begitu melihat sang dokter keluar dari dalam ruang ICU.
"Jelaskan pada kami, bagaimana keadaan Tristan sekarang?" Cecar Yuanita
Helena tidak langsung menjawab. Wanita itu menunggu Nagita yang juga tengah berjalan menuju ke arah mereka.
"Papi, Mami." Sapa Nagita
Helena menarik nafas panjang kemudian menghelanya. Wanita itu menautkan kedua tangannya ke depan perut. Menjelaskan kondisi dari lelaki yang teramat dia cintai. Itu juga tidak mudah untuk Helena lakukan. Ini sangat menyiksa dan membuatnya terpukul.
"Peluru yang bersarang di kepala sudah berhasil kami angkat. Namun, berhasil atau tidaknya operasi akan kita lihat setelah pasien sadar dari koma nanti." Ungkap Helena
Yuanita meremas punggung tangan Baskara. "Koma?"
"Ya, Nyonya. Pasien koma sekarang." Sahut Helena
Nagita menutupi bibirnya menggunakan tangan. "Suamiku koma? Bagaimana bisa?!"
"Kerusakan yang ditimbulkan oleh terjangan proyektil ini cukup masif. Sekitar 50% bagian otak terkena dampaknya." Helena berusaha menguatkan dirinya. Keringat dingin telah menyembup dan membasahi kening Helena.
"Kerusakan otak? Apa...anak kami cacat sekarang?" Tanya Baskara dengan nada yang terdengar pilu
Helena tidak membantah tapi juga tidak mengiyakan. Wanita cantik itu hanya menganggukkan kepala singkat.
"Severe traumatic brain injury."
''Kami belum bisa memastikan apakah kondisi ini akan berlangsung permanen atau tidak. Tapi kami tetap optimis, kalau kondisi pasien akan lebih baik lagi ke depannya."
"Meski mungkin...tidak akan kembali prima seperti dulu. Tapi harapan itu selalu ada. Kami akan selalu mengusahakan yang terbaik." Pungkas Helena
Yuanita terduduk lemas diatas lantai setelah mendengar seluruh penjelasan dari Helena.
"Mami..." bisik Baskara merangkul sang istri
Kedua manik Yuanita mengembun dengan deras. "Anakku cacat?! Tristanku yang sempurna?! Tristanku cacat?!"
"Tidak! Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa seperti ini?! Siapa?! Siapa yang menyebabkan semua ini?!" Jerit Yuanita histeris
Baskara merangkul Yuanita, mendekap kepala dan tubuh sang istri dengan erat. Mengecup pucuk kepala Yuanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN ANGEL
RomanceTristan Arkantara Putra Hambalang, seorang Perwira TNI AD berpangkat Mayor dengan karir yang cemerlang diusianya yang masih relatif muda yaitu 32 tahun. Tristan berasal dari keluarga konglomerat namun dia memilih jalannya sendiri. Suatu ketika, keja...