56. Terimakasih

571 65 119
                                    

Rama dan Helena benar-benar memutuskan untuk bercerai. Meski sebenarnya kedua orang tua mereka menentang keras perceraian ini

Entah itu Salya dan Mahalini, atau pun Restu dan Intan. Mereka beranggapan kalau perceraian ini sangat tidak masuk akal

Tapi Rama dan Helena tetap berkeras. Rama menegaskan kalau mereka berdua sudah dewasa. Dan sudah sepantasnya jika diberi hak untuk memilih sendiri apa yang terbaik dalam kehidupan mereka

Rama masih sangat mencintai Helena. Tidak ada sama sekali kebencian di dalam hatinya meski wanita itu seringkali berlaku kasar dan dingin padanya. Justru Rama menyalahkan dirinya sendiri. Beranggapan kalau sikap buruk Helena pun disebabkan oleh Rama sendiri.

Andai dulu Rama tidak bersikeras menerima perjodohan dengan Helena. Maka semuanya tidak akan seberantakan ini. Helena mungkin akan hidup bahagia bersama dengan Tristan, terlepas seperti apa kondisi lelaki itu

Sekarang Rama menyadari. Kalau tahta tertinggi dari mencintai adalah melepaskan. Merelakan Helena yang dia cintai bahagia bersama dengan pilihan hatinya sendiri

Rama sadar benar, kalau selama dia dan Helena menikah. Istrinya itu tidak pernah bahagia. Rama tidak pernah menjadi sumber kebahagiaan Helena terlepas apapun yang sudah dia usahakan untuk wanita itu.

Cinta mati Helena hanyalah Tristan. Belahan jiwa dan cinta abadi, semuanya hanya Tristan

Tidak akan pernah ada ruang yang tersisa untuk Rama, sampai kapan pun itu.

Malam itu, air mata kehancuran yang Helena tumpahkah. Itu berhasil semakin memperkuat keyakinan Rama untuk melepaskan Helena.

Rama juga tidak ingin menyiksa dirinya sendiri dan Helena lebih lama lagi. Meski untuk melepaskan wanita yang dia cintai pun berat dan menyakitkan untuk Rama. Namun begitu jauh lebih baik daripada melihat air mata Helena. Membiarkan wanita itu tidak bahagia hidup bersama dirinya.

Jadi disinilah mereka berdua sekarang, di dalam ruang persidangan pada pengadilan agama. Di depan para hakim untuk mengakhiri pernikahan semu mereka.

Rama bisa dengan mudah menyelesaikan seluruh proses perceraiannya dengan Helena. Ijin dan surat lainnya, semua itu bahkan siap kurang dari 24 jam. Rama sendiri juga yang menggugat cerai Helena. Rama tidak ingin jika publik menilai Helena dengan negatif jika wanita itu yang menggugat cerai dirinya.

''Saudara Rama Indra Wijaya bin Restu Wijaya, silahkan untuk mengucapkan ikrar talak terhadap istri anda." Titah hakim ketua

Rama mengangguk, lelaki itu berdiri lalu berjalan ke depan meja hakim. Rama tetap menyunggingkan senyuman hangatnya pada Helena yang sebentar lagi akan jadi mantan istrinya.

Helena menegakkan punggungnya. Dia terlihat sangat tegar meski dirinya di ceraikan oleh Rama. Toh perceraian ini memang sudah lama di inginkan oleh Helena sendiri.

Rama menarik nafas panjang kemudian menghelanya dengan berat. "Saya Rama Indra Wijaya bin Restu Wijaya. Dengan ini menjatuhkan talak satu raj'i kepada istri saya yang bernama Helena Anastasya Chandra Gudono binti Salya Gudono dengan segala akibat hukumnya." Rama melemparkan senyuman terbaiknya setelah menyelesaikan bagiannya.

Helena pun tampak meneteskan air mata yang buru-buru dia usap dengan kasar.

"Dengan ini pengadilan menyatakan bahwa perkawinan antara Rama Indra Wijaya bin Restu Wijaya dengan Helena Anastasya Chandra Gudono binti Salya Gudono dinyatakan terputus oleh perceraian dan jatuhnya talak satu raj'i."

TOK! Hakim ketua mengetuk palu, mengesahkan keputusan cerai terhadap Rama dan Helena.

Helaan nafas lega lolos dari bibir Helena. Seperti beban besar baru saja di lepaskan dari dalam tubuhnya. Tapi tidak dengan Rama, hatinya berdenyut nyeri karena dia baru saja kehilangan Helena.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang