28. Cacat

1.1K 85 64
                                    

Helena dan Nagita masih saling berhadapan. Aura permusuhan itu begitu kental dan terpancar dari keduanya.

Helena mendekatkan wajahnya ke depan Nagita. "Siapa yang sialan diantara kita, Nagita?" Sudut bibir Helena terangkat ke atas, membentuk senyuman devil yang terlihat jahat. "Kau tidak berkaca pada dirimu sendiri, Nagita Permana?"

"Sialan kau! Apa kau baru saja menyebutku wanita sialan?! Kau memutar balikkan fakta!" Geram Nagita

Nagita menarik kedua tangannya dari Helena. Kemudian dia gunakan untuk mencengkram kerah dress yang digunakan oleh Helena.

"Hhrrghh!!!" Tristan berteriak marah melihat Nagita melakukan itu. Dia tidak terima karena Nagita berusaha menyakiti Helena

Tristan berusaha menggoyangkan sekujur tubuhnya yang tidak berfungsi. Kedua kakinya yang tidak dapat diluruskan tampak saling menendang

Helena dan Nagita mengalihkan pandangan mereka ke arah Tristan. Nagita bisa menemukan jejak kemarahan Tristan dari sorot mata lelaki itu

Dan itu membuat tingkat sakit hati Nagita semakin mendalam. Karena bahkan dalam keadaan seperti ini pun, Tristan masih mendahulukan Helena.

"Lelaki sialan!" Umpat Nagita

Nagita melepaskan cengkramannya dari Helena lalu melangkah menghampiri Tristan. Kemudian menampar wajah lelaki itu dengan kencang

Gerakan yang cepat dan tidak bisa di cegah oleh Helena. "Nagita! Jangan berani menyentuh Tristan!" Pekik Helena

"Eeeugghhh!!!" Tristan berteriak. Perlakuan kasar yang baru saja dia terima ini kembali membangkitkan rasa trauma Tristan

Helena mengerang emosi. Dia memaksa Nagita agar berbalik arah padanya. PLAK!!! Satu tamparan yang lebih keras dan nyaring bersarang ke atas pipi Nagita.

Helena bahkan memberinya sebanyak lebih dari 1 kali. "Berani sekali kau menyakiti Tristan! Aku tidak akan membiarkanmu!" Geram Helena

Nagita diam dengan nafas yang memburu sembari memegangi pipinya yang tampak memerah.

"Kau senang, Tristan?! Mantan pacarmu yang sialan itu membelamu?!" Hardik Nagita

"Diamlah, Nagita. Tutup saja mulut busukmu. Kalau kau sudah tahu apa yang terjadi diantara kami." Balas Helena

"Hhgghhh..." Tristan menangis kejar diatas kursi rodanya. Dia terlihat sama persis seperti anak berusia 5 tahun yang baru saja kena marah dari Ibunya

Helena menarik nafas panjang kemudian menghelanya dengan berat. Sebelum memutuskan untuk mendekati Tristan.

Mengusap bahu dan punggung Tristan untuk membuatnya tenang. "Jangan takut. Ada aku disini bersamamu. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu." Bisik Helena

Tristan menggeliatkan kepala dengan tidak tenang. Sesaat kemudian lelaki itu mulai sesak nafas. Dadanya terangkat naik ke atas

"Eemephhh..." erang Tristan

"Tristan, please. Control yourself" bisik Helena

Helena berteriak memanggil Suster Laras, meminta agar wanita itu segera membawa Tristan kembali ke kamarnya.

Helena masih harus membereskan Nagita. Menatap Nagita dengan sangat tajam.

"Baguslah jika kau sudah tahu yang sebenarnya. Itu benar. Tristan adalah mantan pacarku. Bukan aku yang merebut Tristan darimu tapi kau yang merebutnya dariku."

"Jika hal buruk terjadi pada Tristan. Maka aku tidak akan membiarkanmu lolos, Nagita." Tegas Helena lalu segera melenggang pergi dari hadapan Nagita

Nagita menggertakkan gigi. Tidak terima karena Helena mulai menunjukkan kepemilikannya terhadap Tristan.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang