48. Kerinduan

632 75 163
                                    

2 Tahun Kemudian.

.

Menggunakan apron masak berwarna putih, Helena tengah sibuk berkutat dengan pan dan kompor di depannya. Rambut panjangnya sengaja di ikat satu ke atas. Helena terlihat sangat lihai saat menaburkan berbagai bumbu masak ke atas masakannya.

Saat Helena tengah sibuk memasak, seorang lelaki berjalan mendekati wanita itu dengan langkah yang pelan. Lalu kedua tangan kekar dan berotot tiba-tiba menyelinap memeluk pinggang langsing Helena.

Gerakan tiba-tiba yang membuat Helena sedikit kaget. Bahkan helaan nafasnya terdengar lelah.

Pemilik dari kedua tangan kekar itu adalah Rama Indra Wijaya, suami Helena sendiri.

Rama menempelkan wajah ke atas bahu Helena, coba mengendus aroma tubuh sang istri.

"Kamu sedang apa?" Bisik Rama lembut

"Kamu tidak melihatnya? Aku sedang memasak." Sahut Helena terdengar dingin

Rama tetap tersenyum meski Helena menanggapinya dengan dingin. Lelaki itu justru mengencangkan pelukannya pada Helena

''Seragam kerjaku udah kamu siapin?" Tanya Rama

"Sudah" sahut Helena singkat

Rama mengangguk paham. "Bagaimana dengan giat nanti siang? Kamu bisa datang? Akan bagus jika kamu datang dan menyapa para istri anggota sebagai ibu danyon." Ucap Rama

Helena mendengus kesal, wanita itu meletakkan spatulla nya dengan kasar ke atas pan. Lalu mendorong tubuh Rama ke belakang.

"Kamu lupa? Aku ini juga sibuk. Dan lagi, aku malas jika harus pura-pura tersenyum di depan orang lain disaat aku sedang tidak merasa senang apalagi bahagia." Helena sedikit memutar kepala ke arah Rama. "Aku juga harus menjemput Arka, ini hari pertamanya masuk SD."

Helena kembali mengunci fokus pada masakan yang belum selesai dia sajikan. Wanita itu benar-benar mengabaikan Rama.

Rama pun hanya bisa tersenyum hangat meski hatinya merasa perih. "Baiklah. Aku tidak akan memaksamu, datanglah saat kamu siap." Rama melenggang pergi dari sisi Helena setelah mengatakan itu

Menaiki anak tangga yang akan membawanya ke lantai atas rumah besar ini. Helena mengangkat kepalanya, menatap punggung Rama yang semakin hilang dari pandangan matanya.

"Jangan salahkan aku. Kamu yang memaksaku menikahi denganmu." Gumam Helena terdengar dingin

Sementara itu, Rama kembali ke kamar pribadinya dan Helena yang terletak di lantai atas. Tatapannya terlihat sendu saat ia menatap foto pernikahannya dan Helena

2 tahun telah berlalu, dan sampai sekarang Rama belum bisa meluluhkan hati Helena. Membuat sang istri mencintainya. Jangankan cinta, untuk membuat Helena tersenyum manis ke arahnya saja Rama tidak mampu.

Padahal sudah berbagai cara dan usaha Rama lakukan untuk meluluhkan hati Helena. Tapi tidak ada satu pun yang berhasil.

Helena memang melakukan tugas dan kewajibannya sebagai istri dengan baik. Dia sendiri yang menyiapkan seluruh keperluan kerja untuk Rama. Mulai dari seragam harian, seragam upacara, sepatu hingga dalaman pun Helena yang menyiapkan

Dia juga tidak keberatan memasak sarapan dan makan malam untuk Rama. Semua Helena kerjakan kecuali kewajibannya dalam melayani Rama diatas ranjang.

Jangan kan untuk melakukan itu, tidur pun Helena selalu membelakangi Rama. Dia hanya tidak melarang saat Rama mengecup kening atau pucuk kepalanya. Selain itu, Helena akan marah dan menyebut Rama lancang.

BROKEN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang