Perubahan

8.4K 781 142
                                    

Happy Reading




Reigava

Setelah bercengkrama lama dengan bunda serta ayah tiri dan abang tirinya. Tak terasa Gava tertidur dipangkuan sang bunda. Mulut kecilnya sedikit terbuka dengan deru nafas yang berhebus secara beraturan.

Sang bunda menatap lembut wajah putra bungsunya. Baik dikeluarga mantan suami dan suami yang sekarang. Gava tetaplah anak bungsunya. Karena dari pihak suami yang sekarang, dirinya memiliki dua orang putra yang sudah dewasa dan lebih tua dari Gava.

"Apa kamu merasa jika Gava berubah?" tanya sang suami bernama Gilga pada sang istri Sania atau bundanya Gava.

Sania mengangguk pelan," Yah, anak bungsu ku sudah berubah sekarang. Sudah tidak ada lagi Gava yang lemah dan pendiam. Bahkan aku dengar, Gava sekarang sudah tidak homeschooling. Dan Gava sekarang sudah sekolah umum."

"Benarkah?" Rano sedikit tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Seorang Gava sekolah umum?

"Iya, ayah Gava sempat memberi kabar jika. Gava sudah sekolah umum, bahkan Gava sempat kabur beberapa kali dari rumah. Dan yang lebih parahnya lagi. Gava tadi pagi mendapatkan panggilan orang tua dari sekolahnya karena membolos." Sania menjelaskan apa saja yang diberitahukan oleh mantan suaminya itu.

Walaupun mereka sudah bercerai, akan tetapi untuk masalah anak. Mereka berdua tetap peduli dan saling memantau satu sama lain. Karena menurut mereka, perceraian bukanlah suatu alasan mereka saling membenci dan berakhir menelantarkan anak-anak mereka.

Memiliki keluarga baru juga bukan suatu alasan untuk orang tua melupakan sang anak. Jangan sampai anak menderita hanya karena keegoisan masing-masing belah pihak.

"Aku sangat senang dengan perubahan bungsu kita sayang. Tapi aku tidak suka dengan anak yang pembangkang apalagi sampai melakukan hal gila yang membahayakan nyawanya," ucap Gilga yang menatap datar pada Gava yang tertidur pulas.

"Sekarang kamu sudah mengakui jika Gava bungsu kita, bukan hanya bungsuku?" Sania tersenyum bahagia saat akhirnya semua yang ia inginkan menjadi kenyataan.

"Tentu saja sayang. Bukankah sudah kukatakan, dulu aku dan Rano serta Rasen membenci Gava karena Gava yang lemah dan pendiam. Sekarang tidak lagi setelah Gava berubah menjadi sosok pemuda pemberani dan banyak bicara seperti ini," jelas Gilga pada sang istri.

"Dulu, bang Rasen sangat membenci Gava. Tapi sepertinya sebentar lagi, bang Rasen akan berubah menjadi sangat menyayangi Gava. Semoga saja tidak se posesif orang gila," sahut Reno. Menceritakan tentang Rasen abang sulungnya.

"Semoga saja," ucap pasangan suami istri itu bersamaan.

______***

Mata nan lentik dengan alis tebal kini perlahan terbuka. Menampilkan kedua bola mata indah yang bergerak tak beraturan untuk menyesuaikan caha yang masuk.

"Mau yupi..." Satu kalimat yang pertama kali terucap membuat seseorang yang tidur disampingnya langsung membuka mata dan terduduk disamping pemuda yang tak lain adalah Gava.

"Sudah bangun?" tanya Rano pada Gava.

Gava merengek kecil dengan alis yang saling bertaut. "Gava mau yupi, mau yupi, yupi..." rengeknya.

Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang