Persyaratan

14.9K 1K 74
                                    

Happy Reading





Reigava



"Gava," panggil seorang pemuda.

Gava menoleh, dirinya sekarang sudah tidak merasa asing saat dipanggil dengan nama Gava dan bukan Mahen.

"Akhirnya Adek sudah siuman, apa yang sakit? kepalanya sakit, tangan, kaki atau apa yang sakit. Bilang sama Abang," cerocos sosok pemuda yang tak lain adalah abang keduanya Alex.

Gava memutar bola matanya malas, saat mendengar banyaknya pertanyaan yang diajukan Alex. "Beliin yupi bisa gak Bang?"

Bukanya menjawab Gava justru mengajukan permintaan yang tidak masuk akalnya, membuat Alex serta ayahnya yang berada di sana menatap cengo kearahnya. Berbeda dengan satu pemuda lainya yang hanya diam, dengan wajah datarnya.

"Sepertinya adikku,mengalami gagar otak Ayah!" ucap Alex.

Sosok pemuda yang wajahnya sangat mirip, mirip sekali dengan Gava mendekat. Gava yang melihatnya merasa iri. Kenapa kembaran Gava yang bernama Gavin ini sangat tampan dan terlihat maco. Bahkan sifat dinginnya yang sangat selaras dengan wajah datarnya sangat serasi. Membuat Gava kesal.

"Andai aja kalau mau transmigrasi bisa nego dulu. Gue pastiin gue bakal milih masuk keraga Gavin yang keren ketimbang masuk keraga Gava yang kaya bocil gini. Mau protes, tapi nanti malah mati beneran. Argh... Bajingan!" gerutu Gava dalam hati.

Melihat keterdiaman adik kembarnya, Gavin mengunyel pelan pipi Gava yang berisi. "Sedang memikirkan apa?"

Gava menggeleng kecil. "Lagi mikir aja, gimana caranya cicak bikin anak. Sampe sekarang masih belum tau gimana caranya."

Gavin sedikit mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum sangat tipis. "Kenapa sekarang jadi sangat random? dan banyak bicara."

"Masih menjadi misteri," ucap Gava.

"Hm, Adek benar. Masih menjadi misteri kenapa sekarang Adek, banyak berubah. Yang dulunya pendiam sekarang layaknya burung yang terus mengoceh tanpa henti." Ayahnya berjalan mengambil minum dan membantu Gava bungsunya untuk minum.

Gava bedecak kesal," Bukan itu maksudnya, yang masih menjadi misteri dibenak gue sampek sekarang itu. Gimana caranya cicak bikin anak? Sialan gara-gara Rayanza sekarang jadi kepikiran lagi!" umpat nya.

Cetak!

"Argh..." Gava merintih kesakitan saat dengan entengnya tangan Gavin menyentil keras bibir mungilnya yang tipis.

"Berani sekali mengumpat! siapa yang mengajarimu," tanyanya dengan sedikit emosi.

Gava meneguk ludahnya kasar. Wajah Gavin ketika marah sangatlah menyeramkan. Sangking takutnya Gava, ingin menelan ludah saja rasanya sangat sulit sekali.

"Maaf Bang, keceplosan tadi," pintanya dengan memberikan tanda piss.

"Boleh Ayah bertanya?" tanya ayahnya pelan namun dengan wajah tanpa ekspresi.

"Apa?"

"Selama ini Adek selalu memanggil diri Adek sendiri dengan sebutan, Adek atau memanggil nama sendiri. Kenapa sekarang tidak? dan lagi. Kenapa sekarang mulut manis ini menjadi mulut yang kasar dan sering mengumpat. Kemana perginya Gava yang penurut dulu," tanya sang ayah.

Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang