Penyesalan

6.2K 693 74
                                    

Happy Reading

Reigava

Sosok pemuda tampan tengah menatap indahnya bulan malam dengan perasaan sedihnya. Rasa penyesalan bercampur kesedihan menyelimutinya dengan dalam. Dirinya menyesal karena telah membuat sosok yang amat disayangi terluka karenanya.

"Bang!" panggil pelan Rano. Tangannya menutup pintu kamar abangnya yang tadi ia buka. Menutupnya pelan lalu berjalan mencari keberadaan sang abang satu-satunya.

Saat mencari ke setiap sudut ruangan, Rano tak kunjung juga menemukan Rasen abangnya. Akhirnya Rano memutuskan untuk membuka salah satu pintu kaca yang terhubung dengan balkon. Dan benar saja, ternyata abangnya tengah duduk melamun sambil memandang bulan yang nampak bulat sempurna, dengan terangnya bintang disetiap sisinya.

Rasen sebenarnya sudah tau jika Rano sendari tadi tengah mencarinya. Entah kenapa Rasen enggan hanya sekedar memberitahukan pada Rano, jika saat ini dirinya tengah di balkon.

"Bang, ngapain disini?" tanya Rano sambil duduk disamping abangnya yang duduk di lantai tanpa beralaskan apapun.

"Menurutmu, salah tidak, jika dulu kita membenci Gava?" tanya balik Rasen pada adiknya Rano.

"Enggak Bang, soalnya dulu Gava lemah. Wajar jika kita membencinya. Karena sosok yang lemah hanya akan menjadi beban bagi siapapun. Akan tetapi sekarang Gava sudah kuat dan jauh berbeda dari Gava yang dulu. Dan aku menyukai itu Bang," jawab  Rano jujur.

Rasen sedikit tidak suka dengan jawaban yang Rano berikan. Tapi semua yang dikatakan Rano adalah kenyataannya. Karena Rasen mulai menyayangi Gava juga karena perubahan Gava dari yang lemah menjadi kuat.

"Aku merasa bersalah karena telah menyakiti Gava, padahal aku sudah berjanji pada Gavin, bahwa aku tidak akan pernah menyakiti Gava lagi seperti dulu," keluh Rasen.

Rasen mengingat perkataannya pada Gavin beberapa hari yang lalu. Dan ingatkan Rasen kembali berputar mengingat tentang kejamnya dirinya dan keluarganya pada Gava dulu.

Dulu bukan hanya cemoohan yang Gava dapatkan jika kemansion ini. Tapi Gava juga selalu dikucilkan dan selalu mendatangkan kekerasan. Walaupun bunda Gava selalu membela Gava, namun tetap saja kalah. Dan berakhir hanya bisa pasrah saat Gava diperlakukan tidak adil.

Rano menepuk pelan pundak abang sulungnya. "Bang, setiap manusia itu ada titik gelapnya. Dan gak akan pernah ada manusia didunia ini tanpa noda hitam, disetiap lembar kehidupannya. Biarkan lembaran yang penuh noda hitam itu berlalu. Dan mulailah menjadi lebih baik dari sebelumnya."

Rasen menghembuskan nafasnya kasar. Benar apa yang dikatakan oleh adiknya. Jika manusia itu pasti pernah berbuat salah. Dan mulai sekarang, Rasen pastikan, jika dirinya akan berubah menjadi lebih baik untuk Gava.

____***

Disisi lain, Gava sudah tidur setelah sang ayah menidurkannya dikamar milik Gava sendiri. Sedangkan kini seluruh anggota keluarganya tengah berkumpul diruang tamu, kecuali Gava .

"Bagaimana kamu bisa bertemu Gava?" tanya Lexsy pada Gavin.

"Tidak lupakan, jika aku pernah memasang alat pelacak ditubuh Gava. Dan saat aku mengeceknya, aku menemukan Gava berada di markas. Dengan keadaan babak belur," jawab Gavin santai.

Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang