Markas Gavin

5.7K 726 89
                                    

Happy Reading







Reigava




Gava sangat kesal sekali, dengan salah satu sahabat kembarannya yang bernama Gravo. Sejak kedatangannya dengan Gavin. Hampir seluruh anak buah Gavin terus saja mengganggunya.

"Wajahmu mirip sekali dengan Gavin, apa kamu oplas, dan mengikuti wajah tampan Gavin?" tanya Gravo dengan bahasa baku. Senang sekali Gravo membuat adik atau lebih tepatnya kembaran bosnya ini marah.

Saat marah Gava terlihat sangat menggemaskan! Ingin sekali Gravo kurungi lalu buang ke kali.

"Mata lo picek ya? Orang namanya kembar ya mirip, oplas-oplas, biji lo oplas!" sungut Gava marah.

Tangan Gavin menyentil lumayan keras bibir kecil Gava. Dan Gava spontan mengusap bibirnya yang sakit, Gava melenguh sambil merengek dipangkuan Gavin.

"Dianya yang nakal duluan, tapi adek yang disentil. Gak mau, gak mau sama Abang. Abangnya nakal." Mulut kecil Gava mengatakan tidak mau bersama Gavin. Namun tindakannya justru sebaliknya. Gava memeluk erat leher Gavin sambil menangis dan terus merengek layaknya anak kecil. Entahlah, saat sakit seperti ini Gava sangat suka bermanja.

"Ihhh, manja banget. Kaya bayi," celetuk Gravo yang specles dengan sifat manja Gava.

Sebenarnya bukan karena hanya tingkah Gava. Gravo juga syok dengan perlakuan lembut Gavin yang membalas pelukan Gava dengan tangannya yang mengelus pelan surai rambut Gava. Gavin memang abang impian sejuta umat.

"Ab-abang...adeknya diomongin kaya bayi, gak mau tau pokoknya adek mau yupi, mau yupi," Akhirnya Gava menangis dipelukan Gavin.

Gavin yang sudah paham dengan adiknya. Mengeluarkan satu bungkus yupi rasa mangga yang lumayan besar.Membukanya terlebih dulu, agar Gava tidak perlu kesulitan untuk makan. "Ini yupinya."

Gava langsung saja menoleh, wajah muram dan sembabnya langsung tergantikan dengan senyuman saat melihat dunianya ada ditangan Gavin. Melihat yupi seperti melihat surga dunia bagi Gava.

Dengan cepat tangan Gava menyomot yupi ditangan Gavin. Mengeluarkan satu biji benda kenyal itu. Memasukkannya kedalam mulut, tidak dikunyah. Namun Gava biarkan yupi itu di lidahnya. Mata Gava terpejam menikmati sensasi asam di lidahnya.

"Enak," antusiasnya senang.

Saat Gava tengah menikmati makanannya, tiba-tiba saja badannya terangkat dan dirinya berada dalam gendongan koalah salah satu sahabat Gavin. Namanya Lukai.

"Siapa?" tanya Gava yang menatap polos wajah datar didepannya.

"Lukai," jawabnya datar.

Dalam hati Gava terus saja menggrundel perkara sifat Lukai yang tak jauh berbeda dengan abang kembarnya Gavin. Membuat Gava tidak like, mending sama Gravo. Walaupun cocotnya banyak sekali mbacot. Tapi lumayan, bisa membuat suasana menjadi lebih berwarna. Gava tidak bisa membayangkan jika Gavin memiliki dua sahabat dan keduanya sama-sama batu.Apakah tidak semakin suram hidupnya. Tidak ada lawaknya sama sekali.

"Senyum, biar gak suram kaya mukanya Gravo. Si Gravo udah jelek, banyak tingkah. Idup lagi!" ucap Gava secara gamblang.

Gravo langsung menghampiri Gava yang ada digendongan Lukai. Lalu menatap penuh permusuhan pada Gava."Enak aja, muka spek Wang Yibo begini dikatain suram."

Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang