Happy Reading
Reigava
Setelah aksi gila yang dilakukan Gava, untuk menghindari hukuman. Ternyata tetap sama saja, Gava tetap dihukum oleh Rasen. Dengan Rasen menyeret tubuh kecil Gava masuk kedalam kamar mandi, memandikannya hingga bersih, lalu mengobati Gava. Setelah selesai diobati, Gava dihukum lagi dengan hukuman yang diluar nalar Gava.
"Sebagai hukumannya, sekarang nyanyi didepan kita semuanya!" perintah Rasen pada Gava yang tengah berdiri diantara seluruh keluarganya yang tengah duduk disofa, menanti Gava bernyanyi.
"Ih, enggak ah," tolak Gava pada Rano yang memberikannya mic. Gava terus saja menolak, namun Rasen memaksa dengan menatap tajam mata Gava, akhirnya Gava menerima dengan suka gak rela.
"Nanti kalo nyanyinya pake mic, kakinya dedek pasti gemeter sebagai, gak usah pake mic ya!" Gava jujur saja, sebenarnya Gava itu demam panggung. Dan setiap kali tangannya memegang mic, pasti seluruh tubuhnya bergetar hebat layaknya orang kedinginan.
"Harus pake Dek, biar kaya biduan!" sahut sang bunda, yang malah membuat Gava tambah cemberut.
"Ih, Bunda ini. Terus dedek nyanyi apa coba?" tanya Gava kembali.
"Nyanyi yang lagi viral Dek! Yang ini "gara-gara sebotol minuman, dia jalan sempoyongan..." saran sang bunda yang lagi-lagi berhasil membuat Gava kesal bukan main.
"Dedek mau nyanyi itu, tapi harus minumnya beneran, biar sempoyongan kaya orang mabok beneran. Boleh Bun?" Deretan gigi Gava ter tampil jelas dengan matanya yang hilang karena tersenyum terlalu lebar.
"Boleh, abis itu papa, kurung selama satu bulan kamu didalam kamar," cetus Gilga cepat.
"Nyanyi cepetan," lanjut Rano.
"Sudahlah cepat menyanyi, jangan banyak tingkah!" Rasen memandang Gava tajam.
"Yaudah, tapi jangan pake mic!" Dengan cepat Gava berlari menaruh mic di tangannya keatas meja. Setelah itu Gava kembali berdiri ditempat semula. Dan mulai menarik nafas, siap untuk bernyanyi.
Enyah kau Rasen
Makhluk banyak bacotMuka lu pas-pasan
Mana mirip kaya jenglotHuek...
Turunin level lu
Itu ketinggian na..
Mending sama orang yang mau ajaMarilah healing
Oh, marilah refresing
Ikutlah Gava, janganlah pusingJodohmu masih dalam proses di Peking
Tunggulah bakal, happy endingRasen, rawatlah mukamu biar glowing
Biar glowing, biar glowing...(Lagu lirik, upin ipin, yg (ana jangan bimbang)
Semua orang tertawa kecuali Rasen dan Gavin. Kepala Rasen langsung panas, dan tanpa aba-aba Rasen melempar kaki Gava dengan sepatu Pantovelnya, dan, bugh.Satu kali lemparan langsung terkena tepat di tulang kering Gava.
Gava merintih saat kakinya berdenyut nyeri, Gava memegangnya kuat kakinya dengan mata yang berkaca-kaca. Dengan cepat Gavin berlari dan melihat luka memar dikaki Gava. Ternyata lemparan Rasen tidak main-main.
"Hiks, hugk..." Gava menangis sambil merangkul Gavin yang berjongkok sepertinya. Menyembunyikan wajahnya yang sudah basah karena air mata. Gava tidak lebay, lemparan yang Rasen berikan itu tidak main-main sakitnya. Rasanya Gava sedikit menyesal telah memancing kemarahan abang sulung tirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf)
Teen FictionDIJUAL DALAM BENTUK PDF Transmigrasi dari novel Rayanza. "Lo siapa?" "Adek lupa sama abang?" "Dih, manggil adek, sksd banget lo!" Mahen tidak menyangka jika dirinya terbangun diatas closed dan masih dalam keadaan buang air besar. Dirinya syok saat...