Happy Reading
Reigava
"Mulai sekarang Adek dilarang sekolah disana!" tekan Alex pada Gava yang kini sudah duduk di kursi makan lengkap dengan seragam sekolahnya.
Gava sendiri masih bingung dengan larangan abang keduanya Alex. Yang tiba-tiba saja melarangnya untuk kembali sekolah. Apa hanya karena Gava membuat ulah diacara reoni keluarga tadi malam. Sampai membuatnya dilarang sekolah.
"Alasannya apa? Sampe adek gak boleh sekolah lagi," tanya Gava yang masih berusaha untuk tenang. Karena jika dengan emosi sudah bisa dipastikan Gava akan mendapatkan hukuman dari para abangnya.
"Bukan tidak boleh sekolah lagi, hanya saja Adek akan pindah dari sekolah lama kesekolah Gama dan Gavin." Lexsy memperjelas maksud dari ucapan Alex.
Untuk mengenai Gava yang akan pindah sekolah. Itu semua sudah direncanakan oleh anggota keluarganya. Mereka sepakat akan memindahkan Gava kesekolah yang sama dengan Gavin dan Gama. Agar Gava tidak bisa kabur ataupun melakukan hal gila lagi. Lebih tepatnya mereka ingin memisahkan Gava dari Rayanza.
Gava segera menggeleng ribut, "Adek gak mau pindah," tolak Gava cepat.
"Harus!" Gama menatap tajam Gava, jika keputusan keluarganya tidak bisa Gava tolak.
"Adek gak mau, kenapa harus maksa sih!" seru Gava yang tidak akan pernah mau jika pindah sekolah. Karena jika Gava pindah sekolah maka Gava akan jauh dari ke-tiga sahabatnya, dan itu tidak akan pernah terjadi.
"Pindah sekolah atau tidak sekolah sama sekali!" ancam sang ayah yang malah membuat Gava marah dengan membanting piring yang ada dimeja makan.
"GAVA!" teriak mereka semua kecuali Gavin. Karena Gavin masih tetap diam sambil menatap intens setiap apapun yang Gava perbuat.
Gava yang sudah tersulut emosi sama sekali tidak peduli dengan kemarahan anggota keluarganya. Karena Gava atau Mahen dulu paling tidak suka jika ada seseorang yang mengatur terlalu jauh tentang hidupnya.
Sedangkan Lexsy sangat marah ketika adik bungsunya yang berani memberontak seperti ini. Padahal memindahkan Gava kesekolah lain, bertujuan agar Gava mudah dipantau dan tak lagi membuat kenakalan disekolah. Tapi justru adik bungsunya tak Terima dan berakhir memberontak. Membuat Lexsy ingin sekali menghukumnya.
"Kalo kalian semua masih aja nyuruh gue pindah sekolah. Gue pastiin, gue bakal mati hari ini." Dengan cepat tangan Gava mengambil pecahan piring yang dibanting nya tadi. Lalu menodongkan nya kearah lehernya sendiri. Membuat semua orang panik kecuali Gavin.
"Anjay... sok-soan banget gue kaya gini. Padahal gue juga takut nyakitin diri gue sendiri. Yakali gue mau mati lagi diumur muda, semoga mereka gak jadi mindahin gue kesekolah lain,bantu aminin dong!" batin Gava frustasi.
"Lakukan, maka jangan harap besok bisa melihat sinar matahari lagi!" tantang Gavin pada Gava.
Gava menelan ludahnya susah payah. Sial! Ini sama sekali tidak sesuai dengan dugaannya. Kenapa Gavin malah menantangnya balik. Ini gimana ya Tuhan, harga diri Gava sedang dipertaruhkan.
"Kan kalau mati sekarang otomatis besok gak bisa liat matahari terbit lagi. By the way ini beneran Gava ditantang buat bunuh diri sendiri?" tanya Gava pada mereka yang kini menatapnya dengan berbagai macam ekspresi, ada yang tajam, datar bahkan ada yang bersemirk jahat kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf)
Teen FictionDIJUAL DALAM BENTUK PDF Transmigrasi dari novel Rayanza. "Lo siapa?" "Adek lupa sama abang?" "Dih, manggil adek, sksd banget lo!" Mahen tidak menyangka jika dirinya terbangun diatas closed dan masih dalam keadaan buang air besar. Dirinya syok saat...