Happy Reading
Reigava
Gava yang melihat abang kembarnya langsung berlari kencang. Berusaha pergi sejauh mungkin dari Gavin yang terlihat mengerikan dikegelapan malam.
"Bajigur! sumpah, gue takut banget." Gava terus berlari sambil sesekali melihat kearah belakang. Takut jika Gavin berhasil mengejar.
Karena tidak fokus Gava menumbur sesuatu hingga tubuhnya hampir saja jatuh jika saja seseorang tidak menangkap tubuh Gava tepat waktu.
Mata Gava yang terpejam langsung terbuka saat tidak merasakan sakit, "Oh, gak jadi jatoh," ujarnya.
"Nakal!" ucap dingin seseorang.
Belum sempat Gava mencerna apa yang terjadi. Tiba-tiba tubuh Gava sudah terangkat dan berada dalam gendongan koala Gavin, yang entah kapan Gavin tiba dan menangkap tubuh Gava yang akan jatuh.
Sedangkan didepan Gava ada Alex. Ternyata tadi Gava tadi menabrak tubuh abang keduanya itu. Saat ini Alex tengah menatap Gava dengan tajam. Membuat Gava menjadi waspada.
"Lepasin gak!" bentak Gava pada Gavin.
Gavin yang awalnya hanya fokus menatap jalan didepan, kini beralih menatap Gava yang menatapnya dengan wajah galak. Yang menurut Gavin bukan terlihat galak, justru malah terlihat imut.
Imut seperti kucing nakal.
"Ya, jangan ditatap kaya gitu, kan jadinya takut," ucap Gava saat melihat wajah datar Gavin yang dingin melebihi biasa nya.
"Lihat wajahmu Gava, kamu melakukan hal gila apa disini? Kenapa sekarang kamu nakal sekali-"
"Merokok lalu kabur dari rumah, datang ketempat balapan. Dan setelah itu kamu berkelahi, siapa yang mengajarimu semua ini Gava?" ucap Alex,mengingatkan semua kesalahan yang Gava perbuat.
"Suruh siapa dihukum!" ucap Gava pelan namun masih bisa didengar oleh Gavin dan Alex yang saat ini sudah masuk mobil.
Mereka bertiga duduk dikursi belakang dengan Gava yang diapit oleh Gavin dan Alex.
Gava merasa gugup sekarang. Gava tebak, saat sampai di mansion. Gava pasti akan dimarahi oleh Lexsy dan mendapat hukuman yang Gava sendiri tidak bisa membayangkan sekejam apa hukuman untuknya nanti.
"Nanti sampe rumah, dihukum gak ya?" beo Gava sambil meremat tangannya karena cemas.
"Sangat rugi jika tidak menghukum anak nakal sepertimu," sewot Alex.
"Kalo gitu gak usah pulang ah, Adek takut." Gava berusaha untuk turun namun dengan cepat dicegah oleh Gavin yang menarik pinggang Gava agar duduk kembali dengan benar.
"Kemana perginya keberanianmu saat berkelahi tadi? Kemana keberanianmu saat kabur dan saat kamu balapan tadi. Hanya karena akan mendapatkan hukuman, adikku ini langsung menjadi takut," sindir Alex yang langsung membuat Gava murung.
"Nanti kalo dihukum lagi, kabur ajalah," ucap Gava lirih.
"Dalam mimpimu!" tukas Alex.
Akhirnya Gava sampai di mansion Georland. Saat akan turun mobil, Gava menolak untuk keluar dari mobil. Gava terus memberontak, namun akhirnya luluh saat Gavin menatapnya tajam. Membuat Alex berdecak kesal.
"Kenapa jika dengan Gavin, kamu sangat takut. Berbeda sekali jika bersamaku ataupun Gama, kamu terlihat tidak ada takut-takutnya," tutur Alex mengeluarkan keluh kesahnya.
"Soalnya muka bang Gavin, serem. Jadikan Gaya takut, nanti kalo gak nurut, takut digigit terus dimutilasi gimana?" jawab Gaya jujur.
Saat ketiganya sampai diruang tamu. Disana sudah ada Lexsy, Gama serta ayah mereka. Yang kini tengah menatap tajam kearah Gava.
Gava yang ditatap tajam, susah payah berusaha menelan ludahnya yang macet dan susah untuk ditelan.
Saat Gavin dan Alex duduk disofa. Gava berniat melakukan hal yang sama. Akan tetapi dilarang oleh Gama. Membuat Gava mengurungkan niatnya.
"Siapa yang menyuruhmu duduk?" tanya sang ayah dengan wajah dingin.
Gava celingukan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Emang gak boleh ya?" tanyanya.
"Gak!" sahut Gama cepat.
"Sebutkan kesalahanmu!" Lexsy berucap sambil menatap tajam kearah Gava. Gava yang ditatap seperti itu, merasa gugup dan takut. Demi sempak Lisanya Rayanza. Gava ingin mati dadakan sekarang.
"Kabur, te-terus main. Udah," ucap Gava seadanya. Gava malas menjawab secara detailnya. Karena Gava tau, jika tanpa Gava mengakui kesalahannya. Mereka juga pasti sudah tau, kesalahan apa saja yang sudah Gava perbuat hari ini.
"Yakin?" tanya Lexsy memastikan. Dan dibalas dengan anggukan pelan oleh Gava.
Lexsy bangun dari tempat duduknya. Berjalan kearah Gava dan dengan cepat menarik pergelangan Gava kuat, saat menyadari Gava yang akan kabur.
"Sa-sakit Bang, sakit..." rintih Gava berusaha melepaskan cengkraman tangan Lexsy dari tanganya, tangan Gava terasa sakit karena sangking kuatnya tenaga Lexsy.
"Jawab yang benar, atau hukumannya akan semakin banyak Gava!" tekan Lexsy.
"Iya, tadi Gava kabur soalnya bosen dikamar terus. Terus Gava ngerokok kayaknya loh tadi,dikit ko cuman du-eh satu bungkus. Terus Gava, ngapain ya tadi. Oh iya tadi Gava balapan motor,terus gelut deh, dah itu jujur." Gava tidak peduli lagi sekarang.Lebih baik jujur daripada semakin banyak hukuman yang menantinya nanti.
Tapi jika nanti memang hukuman yang diberikan masih tetap banyak. Lihat saja, Gava pasti akan langsung kabur dari mansion ini. Dikira Gava babu kerajaan apa, kerjaannya dihukum. Mending kalau di hukumnya, kaya disuruh tawuran. Lah ini, hukuman-nya dikurung terus. Bosen!
"Kenapa kamu balapan?" tanya Gama.
Gava mendumel dalam hati, kesal dengan Gama yang suka ikut campur.
"Soalnya aku miskin Bang, butuh uang buat beli yupi. Jadinya aku balapan," jawab Gava santai.
"Apa kamu tidak tau, jika Gavin sudah menyetok berbagai macam yupi untukmu? Kamu anak sultan Gava, bisa-bisanya kamu menyebut dirimu miskin. Kalau kamu miskin, lalu bagaimana orang-orang diluaran sana? Mau disebut apa, melarat," sahut Alex .
"Beneran Bang?" tanya Gava memastikan ucapan Alex tentang Gavin yang membelikannya yupi.
"Jangan memikirkan makanan sialan itu Gava. Karena mulai sekarang kamu akan dihukum! Pertama kamu dilarang sekolah selama satu minggu. Kedua, kamu akan mendapatkan dia hukuman dari setiap abangmu. Dan ketiga, kamu tidak boleh berteman dengan siapapun!" ucap sang ayah memberikan hukuman untuk Gava.
"Loh, maksudnya tidak boleh berteman dengan siapapun itu gimana?" tanya Gava .
"Jauhi ketiga teman barumu itu!" sarkah Gama.
"Maksud lo apa-apan anjing! Seenaknya kalo ngomong. Gue gak masalah ya, kalau gue dihukum. Tapi ya gak harus jauhin temen gue ya bangsat!" Marah Gava dengan mengumpati seluruh keluarganya.
Gama yang tidak terima mendapatkan umpatan dari adik bungsunya. Langsung menyeret paksa Gava dari tangan Lexsy. Membawa Gava menuju kamarnya. Membanting pintu dengan keras, lalu membanting tubuh Gava kekasur. Membuat Gava marah.
"Gama anj-" Belum sempat Gava mengumpati Gama.
Gama sudah lebih dulu menarik tubuh Gava dan melucuti pakaian Gava dengan brutal. Membuat Gava ketakutan. Apalagi dengan tatapan tajam yang Gama berikan.
"Ab-abang mau ngapain?" tanya Gava yang ketakutan.
"Aku akan memberikan hukuman untukmu Gava! Mulai sekarang aku pastikan kamu tidak akan berani lagi melawan ataupun mengumpat pada abangmu sendiri. Sudah cukup aku bersabar selama ini."
Sorry baru bisa up🙏
Vote plus komen, klo engga gue pundung!
KAMU SEDANG MEMBACA
Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf)
Novela JuvenilDIJUAL DALAM BENTUK PDF Transmigrasi dari novel Rayanza. "Lo siapa?" "Adek lupa sama abang?" "Dih, manggil adek, sksd banget lo!" Mahen tidak menyangka jika dirinya terbangun diatas closed dan masih dalam keadaan buang air besar. Dirinya syok saat...